Wah. tak terasa sekarang sudah tanggal 22 Februari 2017. Otomatis, ini adalah hari terakhir bagi kami, peserta #BBISharetheLove 2017 untuk numpang eksis di blog lain. Hoho. Nah, kali ini, partner aku sejak kemarin, akan menceritakan sedikit tentang kecintaannya dengan buku-buku bergenre horor dan thriller. Padahal, partnerku ini ngakunya dia penakut. Loh loh. Kok kontradiktif? Baiklah. Yuk, mari disimak :D

Sumber gambar: canva, disunting oleh Puji
A Guest Post by Bintang Ach: Penakut, Kok Suka Baca Buku Horor?

Jika aku seorang selebriti, maka kemungkinan besar seluk beluk kehidupanku akan banyak dicari oleh semua orang, terutama para pemburu berita. Namun sayangnya, aku bukan selebriti dan aku bukan salah satu orang yang ‘kisah kehidupannya’ menjadi incaran utama para pemburu berita. Tapi anehnya, kenapa aku sangat ingin sekali orang-orang tahu tentang kehidupanku? Ok, mungkin kalian bisa menyebutku gila popularitas. Tapi memang iya, untuk apa aku melakukan semua ini kalau bukan untuk dikenal orang? Ingat loh, saya bukan orang munafik—dan oh ya, ini sombong banget *just ignore it*. So, lewat postingan Guest Post ini, aku akan sedikit bercerita tentang ‘hal apa’ yang ada pada diriku yang sebagian besar orang belum tahu.

Frederica
Terkadang, hati dapat berubah sesuai dengan keadaan

Karya Georgette Heyer

4 dari 5 bintang

Sumber gambar: Goodreads
Waktu baca           : 27-29 Januari 2017
Penyunting            : Yuke
Penata aksara        : CDDC
Perancang sampul : Muhammad Usman
Penerjemah           : Reni Indardini
Penerbit                 : Noura Books
Tahun terbit           : 2016
Tebal buku            : 592 halaman
ISBN                     : 978-602-385-061-7
Buntelan dari Mbak Truly

Alverstoke menatap gadis itu penasaran. “Tidak adakah yang kau inginkan, Frederica?”
“Aku?” kata Frederica sambil mengernyitkan hidung. “Tentu saja ada! Misalnya saja, aku ingin Charis menuai perhatian publik—dan keinginan itu sudah tercapai! Selain itu—”
“Aku semestinya mengatakan, ‘keinginan untuk dirimu sendiri’,” potong Alverstoke.
Setelah kedua orangtuanya meninggal dunia, Frederica—putri sulung keluarga Merrivile—merasa bertanggung jawab mengurusi adik-adiknya. Apa pun akan Frederica lakukan agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak. Bahkan demi memperkenalkan sang adik yang berparas jelita pada kalangan atas, Frederica nekat meminta bantuan sepupu jauhnya, sang bangsawan kaya yang terkenal dingin dan angkuh.
Lord Alverstoke masih hidup melajang di usianya yang matang karena sifatnya mudah bosan. Namun demikian, dia tak dapat menampik pesona kecantikan Charis, adik Frederica. Dia pun bersedia memperkenalkan Charis pada tamu-tamu yang terhormat dalam sebuah pesta dansa di kediamannya. Bahkan dia menyanggupi permintaan Frederica untuk menjadi wali atas adik-adiknya.
Mendapati kedermawanan Lord Alverstoke, Frederica berterima kasih sekaligus keheranan. Mengapa lelaki itu bersedia membantunya? Mungkinkah dia menaruh hati pada Charis? Atau dia hanya ingin membuat Frederica terkesan—seperti yang biasa dilakukannya terhadap perempuan-perempuan lain? Frederica tidak tahu bahwa di balik segala pertolongan Lord Alverstoke, ada rencana yang disusunnya. Sebuah rencana yang kelak mengubah pandangan lelaki itu terhadap cinta dan keluarga.
Informasi lebih lanjut dapat dibaca di:

Hore! Ini adalah buku bantal pertamaku di tahun 2017. Sebenernya, aku mendapatkan buku ini sejak dua bulan yang lalu. Tapi aku sengaja membawanya ke Malang sebagai bacaan untuk liburan. Meskipun terlihat melelahkan untuk membaca buku bantal, nyatanya aku malah senang saat membacanya.

Semenjak kedua orang tuanya meninggal, Frederica Merrivile memegang tanggung jawab sebagai nyonya rumah. Ia berusaha agar keluarganya tetap bahagia dan sejahtera. Mulai dari upayanya yang mencoba untuk menerbitkan Charis di sebuah pesta. Hingga, upayanya untuk memberikan pendidikan terbaik bagi kedua adiknya, Jessamy dan Felix. Maka dari itu, Frederica, dengan berat hati, mencoba untuk menghubungi Vernon Alverstoke, saudara jauh Keluarga Merrivile.

"Tiada yang membuat kita lebih dongkol selain menyadari bahwa kita memang salah." Frederica, hlm. 135.

Di sisi lain, Lord Alverstoke digambarkan sebagai seorang pria matang yang senang bermain perempuan. Meskipun berbagai macam perempuan seolah-olah melemparkan diri mereka padanya, nyatanya tidak seorang pun yang bisa menarik perhatian Alverstoke untuk dijadikan pendamping. Selain itu, Alverstoke juga dikenal sangat sombong dan menyebalkan. Bagi kedua saudaranya, Lady Buxted dan Lady Jevington, Alverstoke sering berlaku seenaknya. Sebagai pewaris utama Keluarga Alverstoke, Vernon memiliki kekayaan yang sangat besar. Maka dari itu, kedua saudaranya sering merecoki Alverstoke untuk sekadar mendapat tambahan uang.

Dengan keadaan yang demikian, nyatanya Frederica berhasil menarik hati Alverstoke. Alverstoke bersedia menerbitkan Charis. Bahkan, Alverstoke bersedia menemani Felix ke beberapa tempat yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Banyak yang menyangka kalau sikap Alverstoke ini ditujukan untuk merebut hati Charis. Nyatanya, ada hal lain yang dicoba untuk dicapai oleh Alverstoke. Dan itu bukan sekadar tentang Charis yang cantik dan menawan.
"Jika kau berketetapan untuk menjadi pendeta, yang bahaya ketika kau sok-sok menyalahkan orang lain karena tak sealim dirimu." Alverstoke, hlm. 291.
Kupikir, awalnya novel ini akan membosankan. Dengan tebal lebih dari 500 halaman, membuatku sedikit malas saat membacanya. Tapi, surprisingly, novel ini sangatlah mudah dicerna. Alur ceritanya memang biasa-biasa saja, tapi terasa mengalir dengan lancar. 

Well, setidaknya, aku jadi tahu mengenai kebiasaan orang Inggris sana di abad ke-19. Aku jadi kepo deh dengan budaya-budaya mereka. Banyak pesta, perjamuan makan, dan lainnya. Benar-benar membuatku tertarik untuk tahu lebih lanjut.

Sumber gambar: google, disunting oleh Puji
Meskipun Lord Alverstoke digambarkan menyebalkan, aku sangat menyadari bahwa apa yang dikatakan oleh Alverstoke benar. Ia telah membuat rasionalisasi dari apa yang akan ia perbuat. Karakter Frederica pun cukup bisa kusukai. Caranya dalam meminta tolong dan bersikap sebagai perempuan dewasa sangatlah natural dan terlihat nyata. Aku menyukainya. Mungkin, kalau aku ditanya siapa tokoh yang paling tidak kusukai, adalah Henry Merrivile. Ahh, dia ini terlalu impulsif dan tidak melihat keadaan. Menurutku, buang saja lah tokoh ini. Lol. 

Sejujurnya, aku juga tidak terlalu tahu mengenai genre roman klasik ini seperti apa. Akan tetapi, Georgette Heyer berhasil membuatku tertarik untuk membaca lebih jauh. Well, 500 halaman lebih ini nyatanya tidak membuatku bosan dan mengeriutkan dahi. Menurutku, mungkin karena Heyer berhasil menceritakan sesuatu senyata-nyatanya. Jadi, tidak terlalu berlebihan untuk diceritakan.

4 bintang untuk si buku berbunga.

Catatan typo
Selepas turun dari dari --> selepas turun dari (hlm. 153)
kakekku sayang --> kakakku sayang (hlm. 190)
Wishful Wednesday merupakan meme mingguan yang diselenggarakan oleh Kak Astrid di Perpus Kecil. Dalam meme ini, kita dibebaskan untuk membuat wish buku apa yang kita ingin punya. Boleh buku yang memang akan kita beli atau buku yang menjadi wishlist kita yang sulit didapat.


Bonjour, everyone!
Ca va?

Wah, ternyata Wishful Wednesday lagi anniversary. Wow! Selamat Kak Astrid. Semoga meme-nya jadi lebih ngehits lagi yaaw. Meskipun aku masih bolong-bolong ikutnya, tapi ku senang bisa menulis WW. Hoho. 

Kali ini, aku ingin berbagi tentang salah satu novel yang kutunggu-tunggu sejak zaman dahulu kala. Bahkan, aku sampai udah lupa buku pertama dan keduanya bercerita tentang apa. Haha.

Sejak aku masih duduk di kelas sembilan SMP, aku sudah mengenal seri buatan Esti Kinasih. Apalagi kalau bukan Jingga dan Senja series. Seri ini terbagi menjadi tiga buku--katanya dulu gitu--dan buku ketiganya tidak terbit-terbit. Kalau ditotal sih, kayaknya hampir enam tahun-an deh nunggu buku ketiganya ini. Jadi, waktu kemarin akhirnya buku ini launching, mungkin para keluarga Jingga Matahari Senja pada sujud syukur. Lol. 

Top Ten Tuesday is an original feature/weekly meme created by The Broke and the Bookish. If you want to know more about this feature, you can find the terms and conditions here.



Hello, there! 
It's been a while since I posted the last Top Ten Tuesday. Okay, in this week topic, I would like to share about Ten Books I Loved More That I Thought I Would. I don't know, but maybe that would be a random list.

Ps. This list would contain many Indonesian books because I am from Indonesia :D I hope that it doesn't mind for you all.

The Proposal of Love

Sebuah kisah klise yang direplikasi ulang dengan bumbu-bumbu politik

karya  Mayya Adnan

 2 dari 5 bintang

Sumber gambar: Goodreads
Waktu baca: 15-18 Februari 2017
Penulis: Mayya Adnan
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal buku: 344 halaman
Tahun terbit: 2014
ISBN: 978-602-02-4525-6

Aira Maharani seorang gadis manis dan cerdas yang bekerja sebagai peneliti di Lembaga Konsultan Politik yang bertugas untuk mendampingi Vivian Mahesa selama jelang Pemilukada dihadapkan dengan tugas baru yang menjengkelkan. 

Dan itu berhubungan dengan Raditya Mahesa putra bungsu dari Reynaldi dan Vivian Mahesa, Raditya yang tampan, CEO Mahesa grup, playboy dan gemar bersenang-senang sering membuat keluarganya pusing bukan main. Selain itu apa tugas baru Aira?

Editor's Note
Ceritanya sangat aktual dan pas dengan konteks kekinian... pemilu, pemilukada... ditambah dengan roman yang mengduk-aduk emosi.

Informasi lebih lanjut dapat dibaca di:

Pertemuan karena sebuah tabrakan? Well, terdengar teenlit sekali, ya? Tapi itulah adegan awal dari The Proposal of Love. The Proposal of Love merupakan novel debut dari Mayya Adnan. Sesungguhnya, aku sudah pernah membaca tulisan Mayya di wattpad. Dan jujur, aku suka dengan cara Mayya bercerita di wattpad. Jadi, aku berharap mendapatkan hal yang sama di novel ini.
Halo-halo. 
Kembali lagi denganku dan Bintang di #BBISharetheLove. Setelah kita sempat berdiskusi dan lainya, akhirnya kami memutuskan untuk membuat CUI! Horay. Tujuannya apa sih? Yaa, biar menuh-menuhin event aja, sih. *plak. Enggak lah. Biar kita saling mengenal lebih jauh. Hoho. Pada kesempatan kali ini, aku menanyakan beberapa pertanyaan ke Bintang, dan dia menjawabnya secara naratif. Penasaran? Yuk-yuk disimak.

Eits, biar seru, nanti di tengah-tengah bakalan ada komentar-komentar nggak pentingku yang wajib kalian baca, Kan sayah udah susah-susah ngetik. Hoho. *kedip. 


Finding You Among the Stars

Siapkah kamu menerima pengganti orang yang telah hilang darimu?

karya  Eka Annisa

 2 dari 5 bintang


Waktu baca: 27 Januari 2017
Penulis: Eka Annisa
Penyunting: M. Aditiyo Haryadi
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2016
Tebal buku: 212 halaman
ISBN: 978-602-03-2754-9
Gramedia Writing Project

Bagi Nadhira, Reo adalah bintang yang selalu menerangi hidupnya. Saat cowok itu meninggal, hidup Nadhira menjadi gelap. Dia menjadi lebih tertutup dan enggan bersosialisasi. 

Sampai akhirnya Nadhira bertemu Haykel si mahasiswa menyebalkan di salah satu perpustakaan Jakarta. Herannya, cowok itu mengingatkan Nadhira pada Reo karena sama-sama menyukai alam semesta. Kemiripan itulah yang membuat hati Nadhira pelan-pelan terbuka.

Kedekatan Nadhira dan Haykel membuat Edgar—sahabat Reo—kesal. Bagaimanapun, Edgar lebih dulu menyukai Nadhira. Bahkan cowok itu rela melakukan apa pun demi Nadhira. Kegigihan Edgar pun membuat perasaan Nadhira goyah. 

Selain itu, Nadhira juga dihadapkan pada kenyataan menyakitkan tentang asal-usul Haykel, kehidupan Edgar, bahkan misteri kematian Reo


Informasi lebih lanjut dapat dibaca di:

Saat aku membaca Finding You Among The Stars, aku sama sekali tidak memiliki ekspektasi apa-apa. Ohh, baiklah. Aku sedikit berharap kalau novel ini setidak-tidaknya mirip dengan Starlight karya Dya Ragil. Tapi sayangnya, aku tidak menemukan hal yang sama dalam FYATS.

Harry Potter and the Philosopher's Stone

Maybe, being a wizard isn't bad at all. They just have to know what they have and haven't do.

Harry Potter #1
by J.K. Rowling
 5 of 5 Stars

Image source: Bloomsburry

Date of read: January, 24th-26th, 2017
Author: J.K. Rowling
Year of Published: first published in 1997, this edition published in September 2014
Publisher: Bloomsbury Children
Type: Paperback
Language: English
Number of pages: 332 pages
ISBN: 978-14088-5565-221


When a letter arrives for unhappy but ordinary Harry Potter, a decade-old secret is revealed to him that apparently he’s the last to know. His parents were wizards, killed by a Dark Lord’s curse when Harry was just a baby, and which he somehow survived. Leaving his unsympathetic aunt and uncle for Hogwarts, a wizarding school brimming with ghosts and enchantments, Harry stumbles upon a sinister mystery when he finds a three-headed dog guarding a room on the third floor. Then he hears of a missing stone with astonishing powers which could be valuable, dangerous – or both. An incredible adventure is about to begin!


These new editions of the classic and internationally bestselling, multi-award-winning series feature instantly pick-up-able new jackets by Jonny Duddle, with huge child appeal, to bring Harry Potter to the next generation of readers. It’s time to PASS THE MAGIC ON …


***

Reading Harry Potter is one thing that I would like to do since I knew about Harry Potter. I know, actually, it's kinda late for me to start collecting Harry Potter Series, but, I don't care. I still like the way Rowling create her imagination. Harry Potter still being my favorite series. Maybe, many people around me wonder why I really like Harry Potter so much. Honestly, I am wondering the same thing. Why do I like this series so much? Perhaps, the reason behind this is about my childhood. Since I was in elementary school, Harry Potter movie has been caught by my eyes. I always wait every Harry Potter movies in telly. I love the magical world and I think, Rowling is the most genius person in fantasy. I know, I should try to read another fantasy author like Neil Geilman. I know it. But, until now, Rowling still make me love her story.

'All-all three of us?'
'Oh, come off it, you don't think we'd let you go alone?'
'Of course not. How do you think you'd get the stone without us?'
--conversation between Harry, Ron, and Hermione, pg. 291.

Senandika Prisma

Harapan-harapan yang kita miliki mungkin dapat terkikis karena kenyataan yang ada.

Blue Valley Series
karya  Aditia Yudis
 3 dari 5 bintang

Sumber gambar: Goodreads
Waktu membaca: 22-25 Januari 2017
Penulis: Aditia Yudis
Penyunting: Jia Effendie
Tahun terbit: Desember 2016
Penerbit: Falcon Publishing
Tebal buku: 212 halaman
ISBN: 978-602-60514-2-4


Di pojok selatan Jakarta, kau akan menemukannya. Tempat itu tak sepanas bagian Jakarta lainnya. Langit di sana sering berubah seolah mengikuti suasana hati penghuninya. Kau akan bisa menemukannya dengan mudah. Ada banyak rumah di sana. Orang menyebut tempat itu Blue Valley.


Rumah nomor 6 kedatangan penghuni baru. Cokelat dan berbulu. Hadiah untuk seorang anak laki-laki yang riang dan lucu. Bibir mungilnya selalu mengulas senyum yang dapat menghapus kesedihan dan menularkan keceriaan.

Namun, kehidupan selalu punya kejutan. Rumah nomor 6 menyimpan kutukan. Gadis manis yang tinggal di sana perlahan kehilangan harapan. Pernikahan yang sudah direncanakan lambat laun berubah menjadi angan belaka. Prisma bertahan di ambang kehancuran. Dia menanggung semua luka untuk menemukan kembali yang telah hilang.


Informasi lebih lanjut dapat dibaca di:

Rumah nomor 6 di Blue Valley memiliki kutukan. Itu kata semua orang. Prisma yang menyewa rumah itu dari Ian, pemilik rumah, tidak merasa demikian. Dan entah bagaimana caranya, Prisma dan Ian tertarik satu sama lain. Meskipun Ian adalah seorang duda beranak satu, Prisma tidak keberatan. Bahkan, Prisma senang bisa menjadi calon ibu Rory. Rasa sayang Prisma terhadap Rory ditunjukkan dengan diberikannya Junior--seekor kelinci berbulu cokelat--kepada Rory oleh Prisma. Rory benar-benar menyukai hadiah pemberian dari calon ibunya itu.

Lara Miya

Kamu mungkin tidak menyukai keadaanmu sekarang, tapi percayalah, pasti ada hal yang menguntungkan bagimu nantinya.

Blue Valley Series
karya  Erlin Natawiria
 4 dari 5 bintang

Sumber gambar: goodreads.com
Waktu Baca: 11-14 Januari 2017
Penulis: Erlin Natawiria
Penyunting: Jia Effendie
Penerbit: Falcon Publishing
Tahun terbit: Desember 2016
Tebal buku: 234 halaman
ISBN: 978-602-60514-31

Di pojok selatan Jakarta, kau akan menemukannya. Tempat itu tak sepanas bagian Jakarta lainnya. Langit di sana sering berubah seolah mengikuti suasana hati penghuninya. Kau akan bisa menemukannya dengan mudah. Ada banyak rumah di sana. Orang menyebut tempat itu Blue Valley.

Di Blok Tiga, ada sebuah rumah bernuansa warna tanah. Pemiliknya seorang perempuan paruh baya yang mengoleksi benda-benda antik. Kalau kau ingin menemuinya, sebaiknya datanglah pukul empat. Dia selalu pulang untuk minum teh. Seorang gadis berambut biru-ungu juga tinggal di sana. Miya namanya. Dan mungkin kau sudah menebaknya, mereka tidak akur.

Miya tidak pernah mengira akan tinggal di rumah tantenya yang seperti kamp militer. Beberapa hari sebelumnya, Miya masih punya tempat pulang. Namun, hidupnya luluh lantak seketika. Dan kini, dia harus memunguti kembali puing-puing dirinya untuk kembali utuh.

Informasi lebih lanjut dapat dibaca di:

Satu novel dengan berbagai macam kisah yang dibenturkan. Mungkin itulah yang menggambarkan Lara Miya buatku. Sebagai anak tunggal, Miya benar-benar terpukul saat mengetahui orang tuanya meninggal dunia karena kebakaran hebat yang melanda rumahnya. Dalam keadaan ini, Miya benar-benar mengalami titik terendah dalam hidupnya. Pekerjaannya yang tidak menyenangkan, kehilangan orang tuanya, kehilangan tempat tinggal, dan bahkan kehilangan aset-aset pribadinya. Belum cukup menyedihkan kehidupan yang dimiliki Miya, Miya harus tinggal dengan Amaya--tantenya yang memiliki beribu aturan dan sangat disiplin. Rasanya, Miya seperti tinggal di kamp militer.
Aloha!

Bagaimana kabar kalian para pembaca? Semoga baik-baik saja, ya. Nah, kali ini aku membuat postingan yang berbeda dari biasanya. Kenapa berbeda? Karena postingan kali ini ditujukan untuk keikutsertaanku dalam BBI Share the Love 2017.  Yeay! Nah, sebenernya, apa sih yang dimaksud dengan BBI Share the Love? Intinya sih mirip dengan Secret Santa. Tapi ada perbedaannya juga. Sebagai contoh, ada keharusan untuk membuat guest post. Hemm. Tujuannya apa, ya? Tentu saja untuk saling mengenal anggota BBI yang ada di seantero bangsa. Selain itu, event ini juga ditujukan untuk memperingati hari Valentine. Ups. Bukan deng, memperingari International Books Giving Day. Wow! Aku juga baru tahu loh kalau 14 Februari juga diperingati sebagai IBGD.


Di event kali ini, aku sudah dipasangkan oleh Divisi Event dengan seseorang yang lumayan fenomenal. Hoho. Dalam artian, dia ini blogger buku yang masih berusia muda, tapi sudah menyelenggarakan blogtour dan lainnya. Hebat, sekali bukan? Siapa sih, orangnya?
Sad Cypress (Mawar Tak Berduri)

Bagaimana caramu membuktikan kalau kamu tidak bersalah?

karya  Agatha Christie

 3 dari 5 bintang


Alih bahasa: Ny. Suwarni A.S.
Desain dan ilustrasi sampul: Staven Anderson
Tahun terbit : Mei 2014, cetakan kedelapan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 352 halaman
ISBN : 978-979-22-9155-1


Wajah Elinor memerah. "Apakah akan Anda tanyakan pada saya—apakah saya yang telah membunuh Mary Gerrard?"


Poirot bangkit. Cepat-cepat ia berkata, "Saya tidak akan menanyakan apa-apa lagi pada Anda. Ada beberapa hal yang saya tak ingin tahu...."



Namun bahkan Hercule Poirot pun kadang-kadang membohongi dirinya sendiri. Sebenarnya ia ingin—ingin sekali—tahu.



Awal mula aku tertarik dengan kisah Hercule Poirot adalah karena aku menyukai kisah detektif. Jadi, saat aku melihat novel ini di toko buku--dengan harga miring--tanpa berpikir panjang, aku pun mengambil buku ini dan penasaran dengan kisah yang disajikan oleh Agatha Christie. Well, sesungguhnya aku tertarik karena judulnya. Kupikir novel ini merupakan salah satu kisah Christie yang pernah kudengar--dan ternyata bukan setelah aku selesai membacanya. Agak kecewa sih sebenernya, tapi ya sudahlah.

Wishful Wednesday merupakan meme mingguan yang diselenggarakan oleh Kak Astrid di Perpus Kecil. Dalam meme ini, kita dibebaskan untuk membuat wish buku apa yang kita ingin punya. Boleh buku yang memang akan kita beli atau buku yang menjadi wishlist kita yang sulit didapat.


Aloha, everyone!
Kembali lagi denganku di #WishfulWednesday. Hoho. Nah, aku tahu aku masih belum bisa konsisten mengikuti meme ini. Tapi, aku beneran pengin berusaha untuk tetap ikutan. Kali ini, aku ingin memilih salah satu seri yang diterbitkan oleh Penerbit Haru. Sebenarnya, aku sudah mendengar mengenai novel ini sejak lama. Akan tetapi, baru sekarang aku ter-trigger untuk memiliki seri ini. Apakah itu?

Melankolia Ninna

Apa rasanya kehilangan sesuatu yang belum pernah kamu miliki?

karya  Robin Wijaya

 3.5 dari 5 bintang

Sumber gambar: goodreads.com
Waktu baca: 7-9 Januari 2017
Penulis: Robin Wijaya
Penyunting: Jia Effendie
Tahun terbit: Desember 2016
Penerbit: Falcon Publishing
Tebal buku: 234 halaman
ISBN: 978-602-60514-1-7

Di pojok selatan Jakarta, kau akan menemukannya. Tempat itu tak sepanas bagian Jakarta lainnya. Langit di sana sering berubah seolah mengikuti suasana hati penghuninya. Kau akan bisa menemukannya dengan mudah. Ada banyak rumah di sana. Orang menyebut tempat itu Blue Valley.

Dari gerbang, ambillah jalan ke kanan, dan temukan satu-satunya rumah yang berpagar. Kau tidak akan salah. Pemiliknya adalah sepasang suami istri. Sang suami pandai merupa kayu-kayu menjadi perabot yang indah, sedangkan sang istri menata rumah dengan nuansa vintage yang meneduhkan. Bersama-sama, keduanya menghidupkan ruang impian mereka: sebuah kamar bayi yang dipenuhi warna.

Namun, duka menghampiri. Sang istri kehilangan rahimnya sebelum sempat mengandung impian mereka. Menyisakan luka yang mewujud sebuah melankolia. Gamal dan Ninna, menatap pupus harapan, seperti hidup yang hanya menyisakan warna kelabu saja.

***

Melankolia Ninna merupakan novel keempat Robin Wijaya yang pernah kubaca, setelah Roma, Nightfall, dan Daylight. Simply, cara menulis Robin Wijaya tetaplah sama dengan ketiga novelnya yang pernah kubaca sebelumnya. Baiklah, tidak mirip sebenarnya. Dalam Melankolia Ninna, Robin menggunakan sudut pandang orang pertama secara bergantian dari Ninna ke Gamal dan seterusnya. Jujur saja, membaca premis yang disediakan oleh Robin, mau tidak mau aku jadi mengingat salah satu novel yang mengambil premis mirip dengan Melankolia Ninna. Apalagi kalau bukan Critical Eleven karangan Ika Natassa. Hemm. Jatuhnya emang mirip sih masalah yang dipaparkan, meskipun nggak mirip-mirip amat.
Asa Ayuni

Sudah siapkah kamu kehilangan orang terdekatmu secara tiba-tiba?

karya  Dyah Rinni

 3 dari 5 bintang

Sumber gambar: Goodreads.com
Waktu baca: 7 Januari 2017
Penulis: Dyah Rinni
Penyunting: Jia Effendie
Tahun terbit: Desember 2016
Tebal buku: 244 halaman
Penerbit: Falcon Publishing
ISBN: 978-602-14568-9-7


Di pojok selatan Jakarta, kau akan menemukannya. Tempat itu tak sepanas bagian Jakarta lainnya. Langit di sana sering berubah seolah mengikuti suasana hati penghuninya. Kau akan bisa menemukannya dengan mudah. Ada banyak rumah di sana. Orang menyebut tempat itu Blue Valley.

Di salah satu bloknya, ada sebuah rumah, yang kalau kau masuk ke dalamnya akan merasakan nuansa paduan klasik dan modern. Desainnya tampak chic, dan bantal pink elektrik di atas sofa cokelat akan membuatmu betah di sana.

Seorang perempuan yang pandai membuat kue tradisional akan menjadi teman mengobrolmu. Dia punya toko kue tak jauh dari rumahnya. Dia sedang berduka, baru saja kehilangan suaminya. Ada getir terpancar dari matanya. Namun, dia amat terlihat berusaha tegar. Perempuan itu Ayuni. Perempuan manja yang sedang berpura-pura tangguh demi memupuk asanya yang baru saja hancur.


***

Tidak akan pernah ada yang menyangka kalau orang terdekat kita bisa pergi begitu saja tanpa pemberitahuan. Tidak akan pernah ada yang tahu apa rencana Tuhan bagi seorang manusia. Kehilangan seseorang yang kita cintai bukanlah hal yang mudah. Aku pun demikian. Dalam artian, aku pernah merasakan kehilangan salah seorang temanku. Mungkin, hal tersebut tidak akan terasa dampaknya yang signifikan, akan tetapi, kehilangan seseorang pasti memengaruhi beberapa hal dalam hidup kita. Entah dari cara kita memandang hidup, ataupun dari cara kita menjalankan hidup. Kehilangan yang tiba-tiba dapat mengguncang emosi kita. Tidak ada yang bisa memungkiri hal tersebut. Karena, begitulah manusia menghadapi kehilangan.