Nightfall

By Robin Wijaya
2.5 of 5 stars

Penerbit                      : Elex Media Komputindo
Editor                          : Andriyani
Tebal halaman            : 289 halaman
Tahun terbit               : 2014
ISBN                           : 9786020252056


Sebeuah pertemuan tidak sengaja dapat berakhir dengan begitu menyenangkan

Indonesia
Sebaris kalimat, sebuah undangan, dan luka pengkhianatan yang belum sembuh. Ada hal-hal yang membuat Natalie memutuskan untuk menerima uluran tangan Kris. Sikap pria itu membuatnya yakin kalau ia sanggup keluar dari bayang-bayang masa lalu.

Seattle
Bagi Kris, obrolan dengan Natalie telah menjelma satu bentuk perasaan baru. Pria itu menagih kesepakatan: sebuah pertemuan kembali. Ketika temu dan harap menyatukan rasa, seorang pria dari masa lalu meluruhkan janji yang telah dibuat Natalie.

Richland
Ada satu celah kosong bernama kehilangan. Benjamin membutuhkan seorang teman, dan Natalie pernah mendiami tempat itu dulu. Ia ingin Natalie hadir untuk sekadar menengok kenangan, namun siapa yang bisa mengendalikan perasaan? Natalie dan Kris sadar cinta mereka yang masih dini, bisa rapuh karena kenangan itu.

REVIEW:
Novel ini merupakan novel yang aku dapatkan dari giveaway yang diadakan oleh Stephanie Sugia di blognya. Hehe. Nggak nyangka loh, kalau aku bisa beneran dapet. Kirain enggak.

Aku sebenarnya pernah baca sekilas cerita ini di blog pribadi milik Robin Wijaya. Ketika aku tahu cerita itu menjelma sebagai satu novel utuh, jadilah aku langsung berburu novel yang satu ini.

THE FIRST LINE
Tidak ada alasan lagi untuk menolak undangan dari seorang teman baik yang jaraknya ribuan mil di seberang sana.

The Appearance:
Sebenarnya konsep kavernya bagus, but in someway, kurang artistik menurutku. Apa ya yang kurang? Konsep terbelah tiga itu menurutku kurang nendang. Heu. 

Tapi aku suka kok sama gambarnya. Menggambarkan Seattle banget. Hehe

The Summary:
Dalam novel ini, ada tiga tokoh utama yang akan bersliweran dari awal sampai akhir cerita. Natalie, Kris, dan Ben. Hal yang cukup menarik dari novel ini adalah gaya bercerita yang memfokuskan salah satu pihak.

Diawali dari kisah Natalie yang menemukan kenyataan bahwa pacarnya, Gio, berselingkuh dengan perempuan lain. Karena hal ini, liburan yang telah direncanakan dengan rapi di Eropa pun terpaksa berubah. Natalie berusaha untuk menjauh dari Gio apa pun yang terjadi. Pada saat di bandara, di sanalah Natalie bertemu dengan Kris, seorang kurator seni asal Seattle. Tanpa sadar, keduanya terlibat obrolan seru dan pada akhirnya berujung dengan Kris yang mengundang Natalie untuk berkunjung ke Seattle.

Setelah memikirkan dengan matang, Natalie memutuskan untuk memenuhi udangan Kris. Akan tetapi, Natalie merasa harus berkunjung ke kediaman Ben—sahabatnya di masa lalu yang dilanda depresi karena ditinggal mati pacarnya, Stefania. Dari sinilah cerita ini mulai berkembang. Mulai dari perasaan Ben yang lambat-laun mulai berubah, hingga hubungan Kris dan Natalie yang tiba-tiba berkembang dengan luar biasa.

Selain itu, ada juga beberapa tokoh lain yang punya peran masing-masing dalam novel ini. Ada Gabriel (Kakak Natalie), Sarah (Sahabat Kris), Yusuf dan Susan (Orang tua Ben), serta Peter dan Jess.

The Opinion
Kalau boleh jujur, aku merasakan keanehan dari novel ini. Menurutku, gaya bercerita Robin pada bagian Ben terasa sangat lambat. Aku sampai kurang betah membacanya. Kemudian, aku merasa kok aneh aja Natalie dan Kris bisa punya perasaan secepat itu. Intinya, aku merasa eksekusi dari cerita ini sedikit terburu-buru. Lalu, aku merasakan penjelasan siapa Ben tidak terlalu kentara di awal-awal cerita. Aku jadi bingung dan sibuk menerka siapa Ben sebenarnya.

Ahh, tapi aku suka dengan penggambaran hubungan persaudaraan Natalie dan Gabriel. Kesannya mereka berdua sangat caring. Aku juga suka karakternya Gabriel. Jadi pengen baca Daylight kan kalau kayak gini. Duuh. Aku juga suka dengan Sarah yang sangat perhatian dengan Kris. Sarah merupakan sahabat yang baik. Love her personality deh.

THE LAST LINE
True love doesn’t come to you. It has to be inside you.

The Conclusion
Heem. Apa ya bilangnya? Kayak aku biasa aja bacanya. I means, kalau dibaca waktu senggang boleh lah. Buat refreshing. Sayangnya, masih aja ada yang aneh dari cerita ini. Heuhue.

Bacaan ringan di waktu senggang? Bisa lah baca ini.


Inteligensi Embun Pagi

“Seseorang pernah memberitahuku. Di level yang tidak terganggu gugat, the inviolate level, segala sesuatunya tepat waktu.” hlm. 687.

By Dee Lestari
4 of 5 stars

Penerbit                      : Bentang Pustaka
Editor                          : Adham T. Fusama
Tebal halaman           : 710 halaman
Tahun terbit               : Februari 2016, cetakan pertama.
ISBN                           : 9786022911319


Semua bentuk kehidupan di dunia ini pasti bersilangan satu sama lain.

 
Setelah mendapat pentunjuk dari upacara Ayahuasca di Lembah Suci Urubamba, Gio berangkat ke Indonesia. Di Jakarta, dia menemui Dimas dan Reuben. Bersama, mereka berusaha menelusuri identitas orang di balik Supernova.

Di Bandung, pertemuan Bodhi dan Elektra mulai memicu ingatan mereka berdua tentang tempat bernama Asko. Sedangkan Zarah, yang pulang ke desa Batu Luhur setelah sekian lama melanglangbuana, kembali berhadapan dengan misteri hilangnya Firas, ayahnya.

Sementara itu, dalam perjalanan pesawat dari New York menuju Jakarta, teman seperjalanan Alfa yang bernama Kell mengungkapkan sesuatu yang tidak terduga. Dari berbagai lokasi yang berbeda, keterhubungan antara mereka perlahan terkuak. Identitas dan misi akhirnya semakin jelas. Hidup mereka takkan pernah lagi sama.

REVIEW:
Pada akhirnya, Supenova telah menamatkan perjalanannya. Dee Lestari berhasil merampungkan karya yang telah menghabiskan waktu lima belas tahun lamanya. Berbagai misteri serta keterikatan para tokoh dalam Supernova 1-5 terkuak sedikit demi sedikit. Memunculkan kembali tokoh-tokoh yang sepertinya sudah tidak ‘seharusnya’ muncul kembali.

Akulah awal dan engkaulah akhir Meniadakan kita berdua Adalah satu-satunya cara kita bersama

THE FIRST LINE
Waktu bergulir tergesa hari itu, menyulap senja menjadi malam yang hadir terlampau awal.

The Appearance:
Dari keenam seri Supernova, dapat dikatakan kalau Inteligensi Embun Pagi memang yang paling istimewa. Dengan warna kaver putih, IEP terlihat lebih mencolok dibandingkan tetua-tetuanya dulu yang berwarna hitam. Lambang yang berada di bagian depan, seolah menyiratkan keterikatan yang tak berujung. Melihat dari segi kavernya saja, aku sangat tertarik dan puas. Kemudian, jumlah halaman IEP pun akan membuat seseorang puas membacanya. 710 halaman akan dirasa kurang bagi penggemar setia seri Supernova.

The Summary:
Cerita berawal dari upacara Ayahuasca yang dilakukan oleh Gio. Dari situlah muncul berbagai benang merah di antara Gio, Alfa, Elektra, Bodhi, dan Zarah. Mungkin, tanpa membaca buku kelima, alias Supernova: Gelombang, kurasa tidak akan mudah bagi pembaca untuk memahami IEP secara keseluruhan. Banyak sekali hal yang sudah dijelaskan di buku keenam. Mulai dari munculnya Sarvara, Infiltran, hingga Peretas. Bahkan, di Gelombang pun sudah dijelaskan tentang Asko.

Pada intinya, para peretas saling mencari satu sama lain. Hal ini diperlukan untuk melaksanakan hari pembebasan, duh, aku agak lupa L. Maka, dimulailah pencarian dari masing-masing pihak. Gio yang pada akhirnya bertemu Zarah, dan Alfa yang akhirnya bertemu dengan Bodhi dan Elektra. Pertemuan-pertemuan ini pun dibantu oleh para Infiltran yang ternyata sudah membayangi kehidupan para peretas sebelumnya. Kell (guru tato Bodhi yang waktu itu meninggal), Liong (Biksu yang juga guru Bodhi), dan Pak Kas (orang yang mengajarkan fotografi kepada Zarah). Dengan kolaborasi trio kwek-kwek ini, para peretas akhirnya dapat bersatu.

Akan tetapi, para Sarvara pun tidak tinggal diam. Mereka juga berusaha menggagalkan usaha Infiltran dan Peretas. Ada Simon (aku ingetnya dia yang ngajak Zarah jalan-jalan di London), Bu Sati (guru terapi Elektra), dan Togu (orang yang mau mencelakai Alfa). Tak lupa ada kemunculan Sarvara paling fenomenal, Ishtar.

Selain itu, beberapa tokoh yang sempat muncul dan punya peran yang cukup signifikan. Ada Dimas dan Reuben, Mpret alias Toni (bahkan Mpret sangat berjasa dalam cerita ini), dan juga Ferre (Yeay. Ferre muncul kembali!). Oh iya, so please,  jangan lupakan Bintang Jatuh yang juga muncul di beberapa bagian dan ternyata punya andil yang cukup besar dalam keseluruhan cerita.

The Opinion
Setelah proses pre order yang lumayan bikin heboh sana-sini, akhirnya aku berhasil mendapatkan IEP bertanda-tangan. Yeay! Bangga aja gitu dapet tanda tangannya Mamak Suri. Setelah membaca novel ini, banyak banget teka-teki yang terpecahkan. Pastinya, sewaktu baca Supernova, banyak yang bertanya-tanya apa hubungan antara Gio, Bodhi, Zarah, Elektra, dan Alfa. Di awal seri sepertinya Mamak Suri hanya berfokus pada kisah hidup per tokoh saja. Baru di Gelombang yang mulai terkuak lebih jelas.

Sebenarnya, aku salut dengan Dee Lestari. Imajinasinya luar biasa. Bisa gitu kepikiran hal kayak gini. Setiap kehidupan pasti bersinggungan dan memang mungkin ada kehidupan yang berjalan paralel. In my opinion, it can be.

Hal yang paling ku suka dari novel ini adalah, hubungan Dimas dan Reuben yang tetep adem ayem. Aku suka pasangan ini. Ohh, aku juga tidak akan melupakan Elektra dan Mpret yang diam-diam bisa romantis juga. Heuheu.

Tapi-tapi… aku merasa di IEP ini masih ada yang kurang. Pst. Ini mengandung spoiler. Yang belom baca langsung skip ke The Last Line ajah.
1. Permata itu siapa? Itu beneran anaknya Gio dan Zarah? Kapan lahirnya coba? Nggak ada keterangannya.
2. Nasib Alfa memang jadi sial begitu, ya? Lha, terus, apa kabar gugusnya ini?
3. Kebangkitan Firas pun tidak ada juntrungannya. Bahkan, dia nggak muncul gitu loh di Sianjur Mula-Mula. Jadi, fungsi kebangkitannya dia apa, dong?

Aku jadi merasa aneh aja kalau IEP tamat tapi masih meninggalkan berbagai teka-teki begini. Sebenarnya, aku tidak terlalu keberatan dengan open ending, tapi ini mah terlalu cliffhanger. Aku nggak bisa terima. Nggak bisa L

THE LAST LINE
Perlahan, cahaya terang menerobos dari sela-sela jemari Kalden Sakya, membaur bersama kilau Sungai Yarlung yang mengular di kejauhan.

The Conclusion
Aku curiga Dee Lestari akan membuat seri lain yang berhubungan dengan Supernova. Hoho.

Menyenangkan dan pastinya sangat mengungkap teka-teki yang tersebar di kelima buku sebelumnya. Sayangnya, memunculkan kembali teka-teki baru L Kan aku jadi dilema bacanya. Huhu.


Dare to Dream BIG
“The drive to succeed early compelled me to try out a lot of different things.”—Merry Riana.
By Merry Riana

3 of 5 stars

Penerbit                      : MerryRiana.com
Tebal halaman           : 51 halaman
Bentuk buku              : Ebook, diunduh langsung melalui website pribadi Merry Riana.


Yang tahu bagaimana cara kita bisa sukses adalah kita sendiri.

 “How I Became a Millionaire at Age 26.”

REVIEW:
Sebenarnya, aku hanya iseng untuk mengunduh ebook ini. Berawal dari kekagumanku kepada Merry Riana, aku memutuskan untuk singgah sebentar ke website pribadinya. Tentunya, semua ini berawal dari seleksi MRCA (Merry Riana Corporate Ambassador). Pada awalnya, aku tidak terlalu tertarik dengan seleksi MRCA dan semacamnya. Akan tetapi, setelah melihat seniorku yang tergabung dalam MRCA batch 3 (kalau aku nggak salah), aku menjadi tertarik untuk bergabung. Apalagi, aku sudah pernah menonton film Merry Riana yang dibintangi oleh Chelsea Islan. Melalui ebook ini, aku ingin tahu sedikit apa sih yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Ms. Merry.

THE FIRST LINE
Dear Friends,

The Appearance:
Sebenarnnya, buku ini dapat dibilang sebagai buku rangkuman motivasi sukses Merry Riana. Terdiri dari 51 halaman saja, membuat buku ini mudah untuk diselesaikan. Dari segi kaver, aku suka sebenarnya. Wajah Merry Riana yang terpampang dapat menggambarkan jelas kenapa kita harus sukses. Terlihat kepercayaan diri Merry Riana dari kaver tersebut. Sayangnya, font yang digunakan menurutku hanyalah font seadanya. Jadinya, kurang ada estetikanya. Huhu L

The Summary:
Seperti yang sudah aku bilang tadi, buku ini lebih mirip rangkuman motivasi yang pernah dinyatakan Merry Riana di setiap bukunya maupun seminar yang pernah ia lakukan. Berawal dari paparan Merry tentang mengapa kita harus sukses. Bagaimana pun, buku ini bertujuan membocorkan sedikit tips sukses dan menjadi milyarder pada umur 26 tahun. Wow.

“If the WHY is big enough, the HOW is usuallu not a problem.”—hlm. 5.

Dalam bukunya, Merry banyak menceritakan kehidupannya saat berada di Singapura. Bagaimana jatuh-bangunnya ia dalam mencari uang. Aku sebenarnya tidak bisa membayangkan bagaimana susahnya Merry bertahan hidup di negeri Singa itu. Tapi, satu hal yang membuatku cukup kagum pada Merry Riana, ia berani untuk bermimpi.

“I dare to dream BIG!”—hlm. 7.

Tanpa mimpi, seorang manusia tidak akan memiliki tujuan yang jelas. Mimpi merupakan salah satu bentuk motivasi untuk hidup.

Image source: here, edited by me
The Opinion
Sebenarnya menarik, sih. Meskipun hanya ringkasan, tapi seenggaknya banyak hal yang didapat. Kutipan inspirasional dari Merry Riana pun bertebaran. Jadi senang membacanya. Hem, mungkin kekurangannya adalah, buku ini jadi semacam buku promosi. Sehingga, banyak banget kutipan yang mengarah ke karya Merry Riana yang lain. Puncaknya, langkah suksesnya ‘yuk follow akun Merry Riana.’ Haha.

“Sebuah harapan yang kecil sekalipun, kalau dipelihara dengan baik, akan bisa bertumbuh dan melahirkan hal yang luar biasa.”—hlm. 13.

Terlepas dari hal tersebut, ebook ini pada dasarnya akan memberikan pengenalan singkat tentang Merry Riana dan memang merupakan bentuk trigger untuk membaca karya Merry Riana yang lain.

“Kebahagiaan adalah sebuah hak, sedangkan kerja keras adalah sebuah kewajiban. Lakukan kewajiban, dan raihlah hakmu!”—hlm.24.

THE LAST LINE
“Ingatlah, agar Anda bisa mendapat banyak, Anda harus belajar lebih banyak dulu.”

The Conclusion
Untuk mengenal Merry Riana secara lebih mendalam, boleh lah baca ebook ini.


2
Jangan meremehkan kekuatan seorang manusia, karena Tuhan sedikit pun tidak pernah!”—hlm. 124.

By Donny Dhirgantoro
2 of 5 stars

Penerbit                      : Grasindo
Tebal halaman           : 176 halaman
Tahun terbit               : Januari 2013, Cetakan kelima.
ISBN                           : 9789790815629


Harus berani bermimpi


Ini Bulutangkis, dan Ini Indonesia, di mana impian dibawa ke dunia nyata, tidak berlaku untuk Gusni Annisa Puspita, remaja yang “kelebihannya” adalah keterbatasannya. Cita-citanya sejak kecil untuk membuat orang tuanya senang dengan bermain bulutangkis terus kandas.

Suatu malam sebuah kenyataan pahit datang untuknya, sebuah kenyataan yang tak berperi, hidup yang tidak berpihak kepadanya, kenyataan yang berbicara lantang kalu bermimpi saja tidak akan pernah cukup.

Dan, perempuan Indonesia dengan segala keterbatasannya itu memutuskan untuk melawan, memutuskan untuk terus berjuang demi impiannya, memutuskan untuk terus mencintai hidup yang tidak pernah sempurna.

Memutuskan untuk berani mencintai, dan mencintai dengan berani…

REVIEW:
Membicarakan perwujudan mimpi tidak akan pernah ada habisnya. Sebuah kenyataan yang begitu pahit terkadang memberikan ketidakyakinan bagi seseorang untuk memperjuangkan mimpinya. Tapi tidak bagi Gusni Anisa Puspita. Seorang perempuan Indonesia yang punya sejuta mimpi di bulutangkis. Meskipun ia tahu, impiannya itu akan berat untuk diwujudkan karena keterbatasannya.

“Tantangannya besar sekali, Leh… tapi, kita harus yakin kita bisa, … nggak boleh salahkan keadaan.”—hlm. 32.

THE FIRST LINE
Jakarta, 27 Oktober 1986.

The Appearance:
Dari kavernya, aku sangat tertarik dan suka dengan kavernya. Desainnya sederhana dan pas di mataku. Judulnya pun sangat mengundang rasa penasaran bagi siapa pun yang melihatnya. Hanya tersemat angka 2 sebagai judul. Donny Dhirgantoro berhasil menarik perhatian pembaca dengan kaver yang sederhana itu.

The Summary:
Gusni Annisa Puspita merupakan adik kandung dari pemain bulutangkis ternama di Indonesia, Gita Annisa Srikandi. Semenjak lahir, Gusni diberikan anugerah tubuh yang sangat besar. Bisa dibilang bahwa besar tubuh Gusni di atas rata-rata bayi seusianya. Ternyata, tubuh Gusni yang besar ini menyimpan rahasia. Ada penyakit yang menghantui kesehatan Gusni dan tentunya penyakit ini belum ditemukan obatnya. Sejak tahu akan penyakitnya, Gusni mencoba untuk berjuang melawan penyakitnya dengan segala cara. Salah satunya adalah melalui bulutangkis. Dengan kondisi fisik yang tidak bisa dikatakan baik, Gusni melaju menjadi pemain bulutangkis handal bersama Tim Nasional Indonesia.

“Orang hidup itu harus punya cita-cita… kalau kamu gak punya cita-cita berarti kamu nggak hidup, kamu orang mati namanya…”—hlm. 71.

Selain membahas tentang mimpi Gusni, novel ini juga menceritakan persahabatan Gusni dengan kedua teman besarnya, Ani dan Nuni. Ketiga orang itu berhasil menggambarkan bagaimana seharusnya sahabat sejati itu ada. Lalu, novel ini juga menceritakan tentang kisah cinta antara Gusni dan Harry. Satu-satunya pria yang diizinkan Gusni untuk berada di sampingnya.

“…karena hanya seorang pengecut mengharapkan hidup yang sempurna…”—hlm. 229.

The Opinion
Sebenarnya, aku mendapatkan novel ini dari beli second-hand dari salah satu admin @NovelAddict_ alias Kak Jiha. Jadi, novel ini merupakan bentuk rekomendasi Kak Jiha agar aku pas belinya. Hehe.

Terbawa euforia 5 cm, tentunya aku penasaran dong dengan novel yang satu ini. Hem, tapi aku merasa agak sangsi juga sih. Waktu dulu aku membaca 5 cm, aku banyak protesnya. Haha. Aku berharap sih nggak akan terjadi kembali. Ternyata aku salah. *duh, maafkan aku ya, Mas Donny. Sepertinya aku memang nggak cocok dengan novelnya Mas Donny.

Image source: google.com, edited by me
Ada beberapa hal yang menurutku cukup ganggu dalam novel ini:
1. Typo dimana-mana. Iya. Banyak banget. Bahkan ada tuh yang EYD-nya tak pas. Huhu. Entah bagaimana ceritanya novel best seller ini banyak banget typo-nya. Mulai dari hal sederhana macam penggunaan ‘di’ sampai ada beberapa percakapan yang tanda petiknya kelupaan. In my opinion, ganggu banget :/
2. Dari awal aku membaca aku langsung ilfeel. Aku nggak tahu sih zaman dulu USG itu udah ada atau enggak. Masalahnya adalah, masak iya salah prediksi bayi kembar? Dan itu hanya gara-gara suara detak jantung? Bukannya mbah-mbah dukun beranak bisa tahu ya di dalem perut seorang ibu hanya ada satu bayi atau dua? Menurutku hal ini agak tidak rasional.
3. Aku kesel banget waktu baca Gita marah-marah ke Gusni. Kesannya aneh banget dia tetiba marah-marah nggak jelas gitu. Terkesan dipaksakan banget scenenya.
4. Proses jatuh cinta Harry dan Gusni kurang dieksplor. Kesannya ujug-ujug suka :/

Terlepas dari beberapa hal tersebut, aku masih bisa melihat usaha Donny untuk menekankan pentingnya bermimpi bagi semua orang. Terlepas dari kekurangan dan keterbatasan yang kita punya, semua orang berhak untuk memiliki mimpi. Aku salut sih dengan usaha Gusni yang mau berusaha untuk hidup.

“Certamen ergo sum. Aku berjuang maka aku ada.”—hlm. 415.

THE LAST LINE
Cintai hidupmu dengan berani, jangan menyerah dan jangan pernah berputus asa.

The Conclusion
Untuk kamu yang percaya akan kekuatan mimpi, boleh banget baca ini. Terlepas dari banyaknya missing link, bolehlah dibaca. But unfortunately this novel is not my cup of tea.


Detektif Conan Volume 4
“Aku tak akan lupa dengan nama ini…sampai saatnya mengejar mereka. pasti!”—Conan Edogawa

By Aoyama Gosho
3 of 5 stars

Penerbit                      : Elexmedia Komputindo
Penerjemah                : M. Gunarsah
Tebal halaman            : 176 halaman
Tahun terbit               : 1997
ISBN                           : 9796634945

Meet them again.


 Kisah Misterius ksatria baju zirah yang berjalan sendiri menunggu Conan di Museum Beika. Siapa Ksatria baju zirah itu? Kenapa dia membunuh orang? Lalu dalam perjalanan dengan kereta menuju Kyoto, Conan tanpa sengaja bertemu dengan anggota jubbah hitam yang akan meledakkan kereta! Conan dan detektif cilik juga menemukan kode rahasia yang menuntun mereka pada harta karun!

REVIEW:
Membaca komik ini kembali setelah hampir tiga tahun berlalu. Aku baru sadar kalau Gin dan Vodka akan muncul kembali di volume awal Detektif Conan. Mungkin, seharusnya aku tidak melupakan fakta bahwa Aoyama pada awalnya akan menyelesaikan series ini di volume 20-an. Sehingga, kemunculan musuh di awal-awal volume ini menjadi masuk akal.

THE FIRST LINE
Museum Seni Beika.

The Appearance:
Melihat kaver dari volume ini, sebenarnya aku tidak terlalu kecewa. Dalam artian, cukup menarik dan representatif. Gambar Conan di bagian depan mencerminkan salah satu kasus yang diungkap di dalam komik ini. Kemudian, bagian keyhole-nya pun sangat pas. Inspektur Megure menjadi salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah Conan.

The Summary:
Kasus-kasus awal di Detektif Conan memanglah tidak sepanjang kasus yang ada sekarang. Dalam satu volume, ada tiga kasus yang dapat diselesaikan. Begitu pula dengan volume 3 ini. Ada tiga kasus yang berhasil dipecahkan oleh Conan.

Kasus pertama adalah tentang baju zirah yang tiba-tiba bisa berjalan sendiri. Di sebuah museum di Beika, dikabarkan adanya baju zirah yang dapat berjalan sendiri. Tentunya, hal ini telah membuat kehebohan untuk sejuta umat. Conan, Ran dan Kogoro bertandang ke museum tersebut. Pada saat mereka berkunjung itulah, terjadi pembunuhan sadis yang meniru konsep sebuah lukisan.

Kemudian, kasus kedua sebenarnya sedikit membuatku terkejut. Kemunculan Gin dan Vodka dalam chapter ini membuatku sedikit mengeriutkan dahi. (Apalagi nama mereka diterjemahkan menjadi Jin dan Wocker. Duhh. Aku ini paling rewel kalau menghadapi hal yang begitu. Terjemahan yang aneh. Heu). Setting-nya terjadi di sebuah kereta yang menuju Kyoto.

Terakhir, merupakan kasus yang melibatkan grup detektif cilik. Tanpa sengaja, Genta, Mitsuhiko, dan Ayumi mendapat kode rahasia yang mengarah pada harta karun. Tentunya, Conan pun terlibat untuk memecahkan kode rahasia itu. Betapa terkejutnya mereka saat tahu harta karun itu benar-benar ada. Bahkan, melibatkan geng perampok Italia.

The Opinion
Image source: here,  edited by me
Volume tiga ini menurutku sudah sedikit rumit kasusnya. Pada kasus baju zirah, sudah ada bentuk pembunuhan yang cukup sadis. Meskipun begitu, penyelesaiannya masih sedikit rancu. Masih belum terbangun rasa penasaranku saat membacanya. Meskipun begitu, aku masih saja tetap menyukai komik ini. Terlepas masih banyak cacat logika dan sebagainya. Haha.

THE LAST LINE
“Bukan, kook…!”

The Conclusion
Sumpah. Nggak suka banget sama nama terjemahannya Gin dan Vodka. Heuheu.