Judul: Reuni: Tiga Hati, Tiga Rasa, Satu Cinta
Penulis: Joe Andrianus, Brigida Alexandra, Hally Ahmad
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2016
Tebal buku: 264 halaman
Baca di IPusnas

Reuni akbar membawa pergulatan batin tersendiri bagi tiga orang sahabat semasa SMA: Gita, Arsha, dan Vanka. Ketiganya punya alasan masing-masing untuk datang ke reuni. Kejadian di masa silam membuat persahabatan mereka berantakan tanpa kejelasan. 

Gita tidak ingin bertemu dengan keduanya, dia menganggap bertemu dengan keduanya hanya akan mengulang kesalahan yang sama. Arsha berharap bisa bertemu kedua sahabatnya itu, dan berharap Gita dan Vanka bisa hadir di hari pernikahannya. Sementara Vanka menyimpan kerinduan yang besar terhadap dua orang sahabatnya, tapi dia tidak siap - dia takut sahabat-sahabatnya tidak bisa menerima keadaan dirinya saat ini, terutama Gita. 

Akankah mereka mengalahkan ego masing-masing untuk menyelesaikan apa yang ada di masa lalu? Mampukah mereka berusaha memperbaiki tali persahabatan mereka yang telah lama putus bertahun-tahun?

***

Alasan membaca Reuni sebetulnya cukup sederhana. Aku sedang berusaha menyelesaikan salah satu prompt tantangan membaca yang sedang aku jalani, apalagi kalau bukan A book written by someone you know personally. Setelah berkontemplasi dan bertanya-tanya ke Kak Chei, akhirnya aku tahu kalau Kak Bree pernah menuliskan satu buku bersama dengan kawan-kawannya. Buku itu adalah Reuni.

Tentang cerita

Dari judul, sejujurnya Reuni sudah berbicara cukup banyak. Ajan rendezvous itu kembali mempertemukan tiga orang sahabat yang sempat hilang kontak, Gita, Arsha, dan juga Vanka. Dulu, ketika SMA, Gita, Arsha dan Vanka adalah tiga sahabat baik yang selalu kemana-mana bersama. Semua orang di sekolah tahu soal kedekatan mereka. Akan tetapi, suatu kejadian membuat persahabatan ketiganya merenggang--atau malah dapat dikatakan terputus begitu saja. 

Kesalahpahaman soal perasaan satu sana lain membuat ketiganya tidak bisa lagi bersikap seperti biasa. Bahkan, Gita memilih untuk menghindar dan enggan lagi berhubungan dengan Arsha maupun Vanka.

Mungkin, tahun 2015-2016 adalah tahun-tahun kejayaan Elex Media dalam merambah penerbitan novel. Maka dari itu, Reuni menjadi salah satu karya yang tercipta. Selayaknya kisah-kisah dari Elex Media, Reuni terbagi menjadi tiga bagian utama, yakni kisah dari sisi Gita, Arsha, dan juga Vanka.

Gita dikisahkan sebagai desainer muda yang tengah naik daun. Ia baru saja membuka butiknya di Jakarta setelah berhasil mengukuhkan diri dengan mendirikan butik kenamaan di Ubud. Bagi Gita, bekerja dan berkarya menjadi suatu pelarian tersendiri dari masa lalu yang terus menghantuinya. Akan tetapi, satu undangan reuni membuat Gita tercenung. Akhirnya saat itu tiba juga, saat ia harus menghadapi kembali dua mantan sahabatnya semasa putih abu-abu.

Hidup Arsha mungkin tidak sebegitu sempurnanya. Akan tetapi, ia sudah mulai menata hidup sebagai seorang jurnalis di satu majalah pria dewasa. Ia pun juga dalam tahap merajut kasih dengan pacarnya selama lima tahun, Louise. Meskipun pekerjaan Louise tidak bisa dibilang pekerjaan biasa, tapi Arsha begitu tulus menghargai Louise sebagai perempuan. Maka dari itu, ketika sepucuk undangan reuni menghampiri, ketenangan Arsha terusik. Apalagi, ada sejumlah rahasia dalam hidupnya yang mulai terkuak saat reuni akan tiba. Sekarang, Arsha pun menghadapi pilihan yang cukup sulit. Memilih untuk melangkah maju dengan risiko masa lalu yang menghantui, atau sekali lagi berdamai dengan masa lalu?

Di sisi lain, ada Ivanka yang meniti karier di bidang politik. Ia adalah sosok yang begitu dikagumi di balik kesuksesan salah seorang bupati di daerah Jawa Barat. Pribadinya yang cerdas dan cekatan membuat karier politik Vanka moncer. Akan tetapi, lagi-lagi kesempatan untuk berdamai dengan masa lalu membuat hidup Vanka yang tergolong sudah mulai tertata, terguncang kembali. Apakah ia akan mengambil risiko untuk bisa kembalu bereuni dengan kedua sahabatnya itu?

The opinion

Yang aku ingat, aku amat tidak menyukai sudut pandang Gita. Sungguh. Aku merasa Gita ini terlalu egois dan childish sekali. Menurutku, penggambaran tokoh Gita menjadi penggambaran yang paling tidak believable dalam kisah ini. 

Lalu, menurutku, konflik dari Kisah Gita juga tidaklah sekompleks dengan kisah Arsha dan Vanka. Aku merasa kisah Gita menjadi titik lemah karena jalan cerita yang kurang solid. 

Kalau untuk kebingungan yang timbul saat penulis menggambarkan sosok Arsha dan Vanka, khususnya terkait gender mereka, aku rasa itu tidak masalah. Bahkan, mungkin memang itu tujuan dari penulis untuk membuat kisah yang sesumir mungkin soal identitas dari masing-masing tokoh.

Dari ketiga kisah, bukannya aku paling suka kisah Arsha, tapi menurutku kisah Arsha lah yang paling solid di antara kisah dua lainnya. Meskipun, ada juga keabsurdan ketika Arsha ternyata masih menyimpan rasa ke Gita selama dua belas tahun lamanya. In a way, aku bersyukur ketika penulis tidak memaksakan kalau Gita dan Arsha pada akhirnya harus bersama meskipun ada sinyal ke sana.

Lalu, untuk kisah Vanka, aku percaya kisahnya bisa digali lebih dalam. Apalagi, kehidupan seorang transgender tidaklah mudah untuk diselami dalam sekali duduk. Jadi, aku melihat potensi besar untuk pengembangan kisah Vanka. 

Bagiku, kisah di Reuni bukanlah kisah yang luar biasa. Pengulangan kisah dari sejumlah sudut pandang terkadang malah membuat cerita yang disampaikan terkesan redundant. Mungkin hanya preferensiku saja, tapi mengisahkan tiga cerita dari tiga sudut pandang memang enggak mudah. Seenggaknya itu juga yang aku pelajari ketika dulu terlibat dalam proyek Yesterday in Bandung.

Well, pada akhirnya, menjalin tiga kisah dalam satu buku bukanlah perkara mudah. Jadi, sedikit-banyak aku memahami struggle yang dirasakan oleh penulis.

Yaa, 2.5 dari 5 bintang buatku untuk si Reuni.

Sincerely,
Ra
Image: unsplash, edited by me

Judul: Rumah Kertas
Judul asli: La casa de papel
Penulis: Carlos Maria Dominguez
Terbit pertama kali: 2002
Penerjemah: Ronny Agustinus
Penerbit: Marjin Kiri
Tahun terbit: Desember 2020, cetakan kelima
Tebal buku: vi+76 halaman
Baca paperback

Seorang profesor sastra di Universitas Cambridge, Inggris, tewas ditabrak mobil saat sedang membaca buku. Rekannya mendapati sebuah buku aneh dikirim ke alamatnya tanpa sempat ia terima: sebuah terjemahan berbahasa Spanyol dari karya Joseph Conrad yang dipenuhi serpihan-serpihan semen kering dan dikirim dengan cap pos Uruguay. Penyelidikan tentang asal usul buku aneh itu membawanya (dan membawa pembaca) memasuki semesta para pecinta buku, dengan berbagai ragam keunikan dan kegilaannya!

***

Kalau boleh jujur, Rumah Kertas merupakan salah satu paperback yang dari dulu aku penasaran baca. Aku masih ingat pada zaman bloger buku masih mendunia, banyak kawan-kawan bloger yang mengulas buku satu ini. Salah satu poin yang menarik dari buku ini adalah, bagaimana sang tokoh begitu dekat dengan seorang pencinta buku--atau bisa dibilang seorang pengkoleksi buku.


***


Tak ada yang tahu bagaimana sebuah buku bisa mengungkap kehidupan seseorang sedemikian rupa. Profesor Bluma Lennon meninggal tertabrak mobil karena keasyikan membaca kumpulan puisisi karya Emily Dickinson. Meskipun aku bukanlah pembaca tulisan klasik, aku tahu Emily Dickinson dari salah satu serial televisi di Apple TV. Dari situ, jelas kisah yang mungkin tebalnya tak lebih dari 100 halaman ini akan banyak bercerita tentang sastra, buku, dan semacamnya.


Tokoh 'aku' merupakan kawan karib Profesor Bluma di Universitas Cambridge. Di sela-sela kesibukan mengajarnya, tiba-tiba saja terdapat satu paket yang dialamatkan ke Profesor Bluma yang telah meninggal dunia. Paket itu berisikan novel The Shadow Line karya Joseph Conrad. Paket buku tersebut mungkin terlihat biasa-biasa saja, tapi selimut semen beserta dengan tujuan paket bagi Profesor Bluma yang telah tiada membangkitkan rasa ingin tahu bagi tokoh 'aku'. Apa maksud pengiriman paket buku bersemen itu?


***


Bagi seorang pecinta buku, maka seseorang pasti memiliki caranya tersendiri untuk mewujudkan rasa cintanya. Mungkin ada orang yang mencoba untuk mengoleksi buku-buku favorit mereka secara lengkap, ada yang mengoleksi versi fisik, ataupun memilih untuk mengoleksi buku secara digital. Untuk diriku sendiri, aku bukanlah orang yang memiliki keinginan muluk. Aku membaca karena aku suka dan mungkin aku belum bisa mengoleksi buku secara fisik seperti kawan-kawan yang lain. Pertimbangan hidupku yang nomaden menjadi salah satu alasannya.


Akan tetapi, apakah kecintaanku pada buku menjadi berkurang dibandingkan dengan orang lain yang mengoleksi buku fisik hingga ribuan seperti kawan-kawan kenalanku? Tentu saja, tidak. Kembali lagi, bagiku setiap orang pasti memiliki caranya sendiri untuk menunjukkan kecintaannya terhadap buku.


Dalam buku ini, Carlos Brauer mewujudkan kecintannya akan buku mulai dari mengoleksinya, hingga pada satu titik membangun sebuah rumah kertas secara harfiah. Ia membangun rumah di pinggir pantai menggunakan buku-buku yang ia koleksi. Tak heran apabila paket buku yang ia kirimkan ke Bluma berlumuran semen--karena memang dari sanalah mula paket itu berasal.


Perjalanan tokoh 'aku' untuk mengetahui asal mulai buku bersemen itu menurutku dikemas dengan apik oleh Carlos Dominguez. Rasa penasaran dibuat sedemikian rupa hingga kita tergelitik untuk mencari tahu apa yang sebetulnya terjadi dengan seorang Carlos Brauer.


Kalau boleh jujur, aku tidak terlalu punya komentar ketika membuat resensi buku ini. Efek jiwa berasa masih melayang-layang pasca sakit sepertinya masih cukup dominan saat aku mengetikkan resensi buku ini.


Yang pasti, buku ini menarik untuk dibaca sekali selesai. 


4.5 dari 5 bintang.


Sincerely,
Ra

Title: The Daughter of the Moon Goddess
Author: Sue Lynn Tan
Series: The Celestial Kingdom #1
Date of published: 11 January 2022
Number of pages: 512 pages

A captivating debut fantasy inspired by the legend of Chang'e, the Chinese moon goddess, in which a young woman’s quest to free her mother pits her against the most powerful immortal in the realm.

Growing up on the moon, Xingyin is accustomed to solitude, unaware that she is being hidden from the feared Celestial Emperor who exiled her mother for stealing his elixir of immortality. But when Xingyin’s magic flares and her existence is discovered, she is forced to flee her home, leaving her mother behind.

Alone, powerless, and afraid, she makes her way to the Celestial Kingdom, a land of wonder and secrets. Disguising her identity, she seizes an opportunity to learn alongside the emperor's son, mastering archery and magic, even as passion flames between her and the prince.

To save her mother, Xingyin embarks on a perilous quest, confronting legendary creatures and vicious enemies across the earth and skies. But when treachery looms and forbidden magic threatens the kingdom, she must challenge the ruthless Celestial Emperor for her dream—striking a dangerous bargain in which she is torn between losing all she loves or plunging the realm into chaos.

Daughter of the Moon Goddess begins an enchanting, romantic duology which weaves ancient Chinese mythology into a sweeping adventure of immortals and magic—where love vies with honor, dreams are fraught with betrayal, and hope emerges triumphant.

***

So, The Daughter of the Moon Goddes is one of recommendations for my 12 book challenge. I was intrigued to read it because of its beautiful cover. I swear, Kuri Huang as the illustrator has done a really good job for that. So far, I could say thay I enjoy this book, even though in the end, I wonder why it needs a second book for it.

The Story

Xingyin is the daughter of the Moon Goddess. Her existence is unknown since his mother, Chang'e has to hide her since she was born. In this universe, Chang'e has been punished because she drank the elixir which enable her to be immortal. This fact has enraged the Celestial Kingdom. It became worse as her husband also slayed the sun bird, which still part of the family from the Celestial Empress. Therefore, when Chang'e realized she no longer can protect his daughter on the moon, Chang'e send Xingyin away to mortal world.

Not knowing anything, Xingyin tried her best to survive. One day, when she worked as a maid for a young lady, she meet a guy who turned out to be the Celestial Crown Prince. His name is Liwei. Then, the story began from there.

Start from Xingyin become the companion for Liwei, her experience as part of the Celestial army, until her fight for love and life.

The Opinion

Well, tbh I love how Sue Lynn Tan divided the story into three parts. Each part in a way told us the significance of Xingyin's life development. At first, I felt that Xingyin and Liwei still underage. Therefore, most of the times their attitude was so childish. I almost throw my phone when read it.

Then, when I just continue to read it, their characters just felt right. They matured so much at the end of the story.

Well, about Xingyin-Liwei-Wenzhi relationship, I did wonder how Xingyin can finally being together with Liwei. Moreover, they don't really have a romantic moments when being together. After Xingyin decided to leave Liwei's side, their intimacy was dropped to zero. When with Wenzhi, their relationship is build cause they are always together. They fought the monsters together and sacrifice for each other.

But to be honest, I didn't really surprised when it was revealed that Wenzhi is actually from the Demon Realm. I know there should be a betrayer at the Celestial Kingdom. There's no way no enemy found. However, there's should be a hidden enemy in the middle of the calmness.

For me, what I love the most from this book is the story. How Sue Lynn Tan knit each of the events and Xingyin's main goal is just make sense and engaging. 

Ahh, i just remember about something. So, I also really like the fact that some of teachers and also general at the Celestial Kingdom are woman. The last time I read Chinese-setting-book, there's no way a woman could have that higher status. I'm glad Sue Lynn Tan choose that woman representation on her book.

Maybe, for the second book, it will be more about the conflict between Celestial and Demon Kingdom. 

I just realized that Wenzhi still alive and will hold a huge grudge to Celestial Kingdom. Then, even though Xingyin and Liwei's relationship getting better, they still don't have any future yet. So, probably it will be solved in the second book too.

Conclusion

Don't judge a book by its cover? Oh, please. Not gonna lie, the cover of the book is also one of determining factor for me to read a book. Daughter of the Moon Goddess is the proof of it.

4 out 5 stars.

Sincerely, 
Ra


Judul: Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang
Sutradara: Angga Dwimas Sasongko
Penulis naskah: Angga Dwimas Sasongko, Mohammad Irfan Ramly
Durasi: 1 jam 46 menit
Pemain: Sheila Dara Aisha, Lutesha, Jerome Kurnia, Ganindra Bimo, Rio Dewanto, Rachel Amanda
Nonton di CGV, Dmall

In London, Aurora finds a soul mate with the same vision as hers, Jem, an up-and-coming artist who is also a senior on campus and an immigrant from Indonesia. Aurora's life is perfect and full of passion until she finds another side of Jem, who makes Aurora give up college and leave her dream. During her difficult time, Aurora is assisted by her two best friends: Honey and Kit, to live together in their apartment. Aurora's preoccupation with surviving and trying to return to her studies by working odd jobs causes her to lose contact with her family. Two months without news make Angkasa and Awan follow Aurora to London. Surprised by Aurora's messy condition, Angkasa and Awan agree to force Aurora to come home.

*** 

Sesungguhnya, Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang ini adalah semacam sekuel dari Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Mengambil cerita setelah NKCTHI selesai, JyJJLP fokus ke kehidupan Aurora yang merantau di London, Inggris. Apakah berhasil semenyentuh NKCTHI? Baik, mari kita bahas dengan pengetahuan sotoy saya. 

The Story

Aurora (Sheila Dara Aisha) memutuskan untuk lanjut studi seni di Inggris. Di sanalah ia bertemu dengan sosok Jem (Ganindra Bimo), cowok berbakat asal Indonesia yang sekaligus berakhir menjadi kekasihnya.

Hari itu, Jem menampilkan karyanya di salah satu pameran bergengsi di London. Akan tetapi, hasil pameran tersebut sama sekali tak memuaskan baginya. Ia yang emosi, pada akhirnya membuat Aurora terluka. Sejak saat itu, Aurora memutuskan untuk pergi dari kehidupan Jem.

Untungnya, kedua kawan baiknya, Honey (Lutesha) dan Kit (Jerome Kurnia), bersedia menampung Aurora selama kabur dari Jem. Well, sebenarnya, Aurora tak hanya kabur dari Jem, tapi juga dari keluarganya. Sekitar hampir dua bulan, ia tak bisa dihubungi dan berakhir dengan kedatangan Angkasa (Rio Dewanto) dan Awan (Rachel Amanda) ke London. Kedua kakak-adik itu diperintahkan oleh ayah mereka untuk menjemput Aurora.

The Opinion

Sedari awal, aku betul-betul tidak menyukai sosok Jem. Dia ini tipikal cowok egois yang selalu menyalahkan orang lain atas kegagalan yang ia alami. Parahnya, Aurora tak menyadari kalau dirinya terjerat dalam suatu hubungan toksik bersama Jem. Yaa, meskipun Aurora memutuskan kabur, dia tuh masih berempati kepada Jem. Astaga. 

Kalau di NKCTHI alur kilas-balik tidak membuatku bingung, maka di sini terasa banget setiap adegan begitu scattered. Sampai-sampai, kadang aku tak menyadari kapan scene telah berubah dari masa lalu ke masa sekarang. Lalu, ada juga bagian-bagian yang terasa terpotong sedemikian rupa. Alhasil, betul-betul membuatku bingung.

Belum lagi, sejumlah editing yang menonjolkan editing perpotongan cepat hanya membuatku pusing ㅠㅠ Sigh. 

Yang aku enggak mengerti, aku masih tidak merasakan pentingnya kemunculan Angkasa dan Awan di sini. Apakah mereka muncul untuk bisa memberikan solusi untuk Aurora? Aku rasa tidak. Bahkan, mereka cuma menambah masalah. Bagiku, keberadaan mereka tidak sesignifikan itu.

Mungkin, yang cukup menolong di film ini adalah keberadaan Honey dan Kit. Keduanya jadi karakter yang paling realistis kalau menurutku. Memberikan perhatian yang cukup sebagai teman, bahkan lebih. Iri banget punya sahabat sebaik mereka.

In a way, kalau dibilang relatable sebagai anak rantau, ya.. ya lumayan lah. Tapi mungkin secara cerita, tidak akan se-relatable NKCTHI. 

Conclusion

Kalau ingin tahu kehidupan Aurora, bisalah menonton JyJJLP ini. Tanpa menonton NKCTHI, mungkin agak susah ya buat jadi lebih mengerti keadaan Aurora. Bagaimanapun, alasan utama sikap Aurora di sepanjang film  ini memang dampak dari apa yang terjadi NKCTHI. Tapi kalau mau ditonton lepasan pun, menurutku enggak masalah.

Well, jadi 6 bintang saja ya untuk film satu ini.

Apakah aku akan menonton Story of Kale yang merupakan spin-off dari universe ini? Well, let's see.

Sincerely, 
Ra
Image: detik

Judul: Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Sutradara: Angga Dwimas Sasongko
Penulis: Marchella F.P., Jenny Jusuf, Mohammad Irfan Ramly
Pemain: Rio Dewanto, Rachel Amanda, Sheila Dara Aisha, Oka Antara, Donny Damara, Susan Bachtiar
Durasi: 121 menit
Nonton di Netflix 

Every family has a secret. Angkasa (Rio Dewanto), Aurora (Sheila Dara Aisha), and Awan (Rachel Amanda) are siblings who live in happy-looking families. After experiencing her first major failure, Awan meets Kale (Ardhito Pramono), an eccentric guy who gives Awan a new life experience about breaking-up, falling, growing, losing, and all the fear of humans in general. Under parental pressure Awan's attitude changes; this prompts the rebellion of the three siblings that leads to the discovery of secrets and great trauma in their families.

***

Mari kita percaya bahwa lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Sesungguhnya, pada tahun 2019, aku sudah tertarik untuk menonton NKCTHI. Akan tetapi, entah kenapa semangat menonton itu tetiba surut dan akhirnya terlupa untuk mulai menonton. 

Nah, kemarin, karena aku kepo saja dengan sekuel dari NKCTHI yang sekarang lagi tayang di bioskop, aku memutuskan untuk menonton NKCTHI terlebih dahulu. Sesungguhnya, supaya aku tidak kebingungan bertanya-tanya tokoh yang akan muncul siapa dan bagaimana konfliknya akan berhubungan dengan NKCTHI.

The Story

Bagi Awan (Rachel Amanda), memilih dalam hidupnya merupakan sesuatu yang tak mungkin ia lakukan. Sikap ayahnya, Narendra (Oka Antara dan Donny Damara) yang terlalu protektif, membuat hidup Awan sudah dimudahkan begitu rupa. Sang ayah, selalu menekankan bahwa keselamatan Awan adalah yang utama. 

Hal ini pun akhirnya berdampak kepada dua anak tertuanya. Angkasa (Rio Dewanto) mendapatkan tanggung jawab untuk melindungi adik-adiknya, terutama Awan. Setiap hari, ia harus meluangkan waktunya untuk menjemput sang adik atas perintah ayahnya. 

Ia memang tak mengeluhkan hal itu. Akan tetapi, Lika (Agla Artalidia) yang merupakan pacar Angkasa, menyadari bahwa Angkasa telah terkekang di dalam keluarganya sendiri.

Di sisi lain, ada Aurora (Sheila Dara Aisha), si anak tengah yang telah lama belajar untuk menekan keinginannya sendiri. Ia tahu ia bukanlah prioritas sang Ayah dan ia sudah lelah untuk memperjuangkan untuk bisa diakui di depan mata ayahnya.

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini adalah kisah keluarga yang terlihat sempurna dan bahagia. Akan tetapi, di antara upaya untuk tidak bersuara dan menyembunyikan perasaan itu, luka dan sakit hati malah tumbuh subur. Keluarga itu pada sesungguhnya tidak baik-baik saja.

The Opinion

To be honest, NKCTHI memang perlu diapresiasi sebagai salah satu drama keluarga yang cukup realistis. Situasi yang dialami Awan, Angkasa, maupun Aurora, pastinya banyak mengena bagi para penonton. 

Awan yang menjadi prioritas sang ayah, Angkasa yang selalu dibebani tanggung jawab--yang entah apakah bisa ia tanggung atau tidak, dan Aurora yang lebih memilih untuk menutup diri karena merasa terpinggirkan.

Menggunakan alur kilas-balik, untungnya kisah NKCTHI ini tidak membuat pusing. Bahkan, menurutku baik Jenny Jusuf maupun Angga Sasongko berhasil mengolahnya dengan baik.

Yang aku suka adalah pemilik puncak konfliknya. Kala Aurora jarang banget disorot, ternyata klimaks ceritanya akan bermula di Aurora. Ahh, aku enggak bisa bayangin sih, gimana rasanya jadi Aurora. Bagaimanapun ia berusaha, sang Ayah seperti tidak melihat upayanya yang mati-matian itu.

Seengaknya ya, di NKCTHI, masing-masing karakter jadi punya perannya sendiri. Oh, kalau kupikir-pikir, peran Aurora ini mirip sekali dengan peran Sarma di Ngeri-ngeri Sedap. Meskipun terlihat tenang, dia yang paling banyak menyimpan beban. 

Meskipun, di satu titik aku tidak cukup relate dengan kemampuan Narendra dan juga Ajeng menutupi luka mereka. 

Conclusion

Sebagai film drama keluarga, menurutku NKCTHI lumayan berhasil menampilkan konflik yang cukup realistis. Masing-masing anggota keluarga jadi punya masalah masing-masing, dan semuanya bermula dari keengganan untuk mengakui luka dan jujur satu sama lain.

Jadi, 7.5 dari 10 bintang untuk kisah yang berakhir hangat satu ini.

Oh, anyway. Aku juga ikhlas-ikhlas aja sewaktu Awan akhirnya tidak berakhir bersama Kale. Yaa, mungkin peran Kale hanyalah untuk memberikan kebahagiaan bagi Awan untuk sementara. Tidak lebih.

Sincerely,
Ra