Source: imdb

Title: Extracurricular
Original title: Human 101, Human Class
Genre: School, crime, psychological, life
Director: Kim Jin Min
Screenwriter: Jin Han Sae
Number of episodes: 10
Stars: Kim Dong Hee, Park Joo Hyun, Jung Da Bin, Nam Yoon Su
Available on Netflix

A model high school student who's steeped in a world of serious crime finds his double life upended when a classmate takes an interest in his secret.

***

To be honest, I had interest tow watch this series because of Kim Dong Hee. After I watched his performance at SKY Castle and Itaewon Class, I think I should appreciate more about his work. Therefore, I decided to watch Extracurricular.

In my opinion, Extracurricular is the darkest teen k-drama that I've ever watched. I never thought that the crime that involved the main character is about underage prostitution.

The untold story of the model student

Oh Jisoo (Kim Dong-Hee) is a model high school student. He is very smart and obedient. Unfortunately, he knows that he need to do something to pay his university tuition fee. Long story short, Jisoo is involved in such a shady business that you will never think of.

One day, Jisoo's classmate, Bae Gyuri (Park Joo-Hyun) took interest on his secret. At the end, Jisoo reluctanly agree to let Gyuri involved in his business. At the other, there is Minhee (Jung Da-Bin) and his boyfriend, Kwak Kitae (Nam Yoon Su) that to some extent will have a relations with Jisoo and Gyuri.

Sensitive topic

From the first episode, I was a little bit shocked because of the topic of this drama is very dark. I am aware that some student could involved in some crime to pay their tuition fee. But, I never thought about the underage prostitution. I believe that this topic is very sensitive, especially at Korea itself. So, it's very interesting to know more about this drama.

Well, to be fair, it's not only about the underage prostitution that has been unveiled through this drama. You can also see about the bullying issue at school. Even though we always try to against bullying, in the real world, those act still happening.

Source: Netflix, edited by me

There is no lovable character

I have to admit that I got difficulties to finishing this drama. Even though it only has 10 episodes, I think the plot is very slow. Then, I think this is the director's intention to give a grey character. I mean, there is no lovable character here. 

Even though I stan for Geun-soo at Itaewon Class, I couldn't do the same toward Jisoo. Jisoo's character is not rely relatable for me. In some way, I understand his struggle, but the way he hide himself and the duality of his persona made me got a lot of headache. 

Then, my opinion another character is just the same. There is no a literally angel or evil character here. I definitely would like to emphasize that every characters in this series is very punch-able.

Am I waiting for the second season?

From the first time I noticed that this drama only has ten episodes, I believe that there will be a second season. Why I think like that? Because, there are so many things that left unanswered.

Moreover, the final scene is very odd. I believe there will be a continuation about Jisoo and Gyuri's life after the final incident.

To be honest, even though this drama made me got a lot of headache, it still give a lot of refreshing theme. I believe because this drama is a Netflix Original Series, they are more brave to tackle a lot of sensitive issues.

Well, 7.5 for the Jisoo and Gyuri's partnership.

Sincerely,

Ra

Fly to the Sky

"But, if this guy, or whoever he was, he is, or he will be, can't handle you at your worst, they sure as hell don't deserve you at your best. Enough said." -- Ihsan
Sumber: goodreads.com

Judul: Fly to the Sky
Penulis: Nina Ardianti dan Moemoe Rizal
Penerbit: Gagasmedia
Tahun terbit: 2012
Tebal buku: 360 halaman

Bertemu denganmu tidak pernah ada dalam agendaku. Begitu pula mungkin denganmu, tak tebersit namaku dalam hari-harimu, dulu. Tetapi, siapa yang menyangka, ujung benang merah milikku ternyata tersangkut di kelingkingmu.

Saat pertama kali bertemumu, tak ada yang asing. Kau seperti
dikirimkan dari masa lalu, seperti seseorang yang memang seharusnya menghuni ruang hatiku. Namun, tak ada dari kita yang menyadarinya. Sampai aku bergerak menjauh, dan kau berbalik menghilang. Padahal, rinai tawamu kusimpan, dan selalu kujaga dengan rindu menderu. Diam-diam, aku membisikkan harap, kapan kita berjumpa lagi?

Bukankah sudah diikat-Nya ujung benang merahmu di kelingkingku? Jadi, aku percaya kau akan menemukanku. Menggenapkan rindu yang separuh.

***

Rasanya, sudah lama sekali saya tidak membaca kisah romans Indonesia. Beberapa hari ini, saya sempat mengalami reading slump. Alhasil, bacaan saya mandeg dan belum saya lanjutkan kembali. 

Akan tetapi, tiba-tiba saja kemarin saya ingin sekadar refreshing. Jadi, saya pun mengambil salah satu novel favorit saya ini untuk saya baca kembali. Hasilnya? Meskipun sudah delapan tahun berlalu, Fly to the Sky masih menjadi kisah manis yang penuh drama.

Edyta dan Andrian 

Edyta Adriannisa Fauzi menyamakan dirinya dengan Midas. Bedanya, segala hal yang disentuh oleh Midas akan berubah menjadi emas, sedangkan apa yang disetuh oleh Edyta akan berubah menjadi bencana.

Selama 26 tahun hidupnya, Edyta terbiasa untuk dibantu oleh semua orang dekatnya. Mulai dari dua abangnya, Ferro dan Ilham (yang anyway, Ilham ini punya kisah sendiri di Simple Lie, Meet Cute, dan Stuck), Ihsan (tetangga dan juga teman dekat Ilham), mami dan papinya, atau sahabat sejatinya, Syiana.

Pada saat seperti ini, Edyta mengalami quarter life crisis yang cukup lumayan. Karir yang stagnan dan juga masalah percintaan yang sepertinya belum ada ujungnya. Maka ketika ia bertemu Andrian, seorang stranger yang rela kena omelannya serta membantu dirinya tanpa diminta, Edyta merasa Andrian bisa jadi jawaban dari seluruh masalah percintaannya.

Di sisi lain, Andrian adalah seorang pilot yang serba perfeksionis. Memiliki Obsessive Compulsive Disorder (OCD) bisa membuat Andrian begitu tertata dan let's say sangat metodis. Pertama kali bertemu Edyta, Andrian tahu kalau cewek di depannya itu tidak akan masuk ke dalam check list perempuan idaman yang ia buat. 

Setelah bertemu dengan Edyta, ia bertemu dengan Mawar, pramugari baru di Indonesia Airbridge. Sejak awal, Andrian tahu kalau Mawar akan memenuhi checklist yang ia miliki. Sayangnya, lama-kelamaan Andrian merasa hubungannya dengan Mawar begitu hambar. Mungkin pernyataan bahwa kutub magnet yang sama tidak akan pernah bersatu betul-betul menggambarkan hubungan di antara keduanya.

Pada akhirnya, setelah mengalami kejadian menghebohkan yang membuatnya mengakhiri hubungannya dengan Mawar, Andrian menyadari bahwa Edyta lah sosok yang bisa melengkapi dirinya.

Kisah yang tetap manis 

Image: google.com, edited by me

Pada dasarnya, novel ini merupakan bagian dari proyek Gagas Duet. Kali ini, Nina Ardianti dipasangkan dengan Moemoe Rizal. Kombinasi yang cukup unik sebetulnya karena menurut saya, gaya penulisan Nina sangatlah ceplas-ceplos dan penuh drama. Sedangkan, gaya penulisan Moemoe cenderung sangat teknikal.

Diceritakan dari dua sudut pandang yang berbeda, jujur saya lebih suka kisah Edyta. Entahlah. Bagi saya, kisah Andrian begitu kaku. Saya tahu sih kalau karakter Andrian sendiri memang kaku dan juga serius, tapi saya jadi merasa agak bosan membacanya. Untungnya, di cerita Andrian ada sosok Leila yang penuh drama. Jadi, setidaknya saya masih bisa tersenyum saat membaca kisahnya.

Meskipun novel ini penuh dengan serendipty, saya rasa jalan ceritanya cukup segar kala itu. Jadi saya sangat menikmati kisah yang manis ini. Memang sih, novel ini menggambarkan kejadian yang sudah pasti tidak akan terjadi di unia nyata, tapi saya somehow masih bisa relate dengan perasaan Edyta atau bahkan Andrian.

Kesimpulan

Ternyata, novel ini termasuk novel yang tidak akan pernah membuat saya bosan. Saya suka karakter dan juga ceritanya. Sepertinya, saya harus rajin untuk cek akun Wattpad Nina untuk baca kisah Ilham ataupun adiknya Ferdian--yang sialnya saya lupa namanya siapa.

4 dari 5 bintang untuk kisah yang tetap manis meski delapan tahun telah berlalu.

Sincerely,

Ra