Elegi Rinaldo

Apakah kehilangan dapat mengubah prinsip hidup yang kamu miliki?

karya  Bernard Batubara

 4 dari 5 bintang

Sumber gambar: goodreads.com
(Blue Valley Series #1)
Penulis: Bernard Batubara
Penyunting: Jia Effendie
Tahun terbit: Desember 2016
Penerbit: Falcon Publishing
Tebal buku: 204 halaman
ISBN: 978-602-60514-0-0


Di pojok selatan Jakarta, kau akan menemukannya. Tempat itu tak sepanas bagian Jakarta lainnya. Langit di sana sering berubah seolah mengikuti suasana hati penghuninya. Kau akan bisa menemukannya dengan mudah. Ada banyak rumah di sana. Orang menyebut tempat itu Blue Valley.

Jika kau berjalan ke salah satu blok, kau akan menemukan rumah yang setiap pagi dipenuhi nyanyian Rihanna. Seorang pemuda kribo yang selalu menenteng kamera tinggal di sana bersama tantenya. Dia sering kali bersikap dingin. Dia menyimpan duka. Sisa penyesalan terdalam dua tahun lalu.

Ada gadis yang menantinya, dan ingin menamai hubungan mereka yang kian dekat. Namun, pemuda itu selalu ragu. Dia menyukai gadis itu, tetapi... selalu merasa bersalah jika memberikan tempat yang sengaja dia kosongkan di hatinya. Namanya Rinaldo. Panggil dia Aldo, tapi jangan tanya kapan dia akan melepas lajang.


Informasi lebih lanjut dapat dibaca di:

Blue Valley. Sebuah kawasan perumahan yang terletak di Jakarta bagian selatan. Di sana, di salah satu blok, ada sebuah rumah yang dipenuhi nyanyian Rihanna. Rumah itu ditinggali oleh pemuda kribo dan tantenya. Namanya Rinaldo, atau akrab dipanggil Aldo. Seorang fotografer lepas yang selalu bersikap dingin dan tidak suka memakan roti. Tak ada yang menyangka kalau cowok itu menanggung penyesalan atas apa yang terjadi dua tahun yang lalu. Tante Aldo, Fitri, adalah keluarga Aldo satu-satunya. Kedua orang tua Aldo telah meninggal. Sehingga, keseluruhan biaya hidup Aldo dan tantenya, ditanggung oleh Aldo. Sebenarnya, Aldo tidak menyetujui gaya hidup Tante Fitri yang cenderung boros. Akan tetapi, karena Tante Fitri adalah anggota keluarga Aldo satu-satunya, maka Aldo pun berusaha untuk menyenangkan tantenya itu.
Animal  Farm

Apakah para binatang benar-benar bisa mengambil alih kekuasaan manusia?

karya  George Orwell
5 dari 5 bintang

Sumber gambar: Goodreads.com
Waktu baca: 6 Januari 2017
Penerjemah: Bakdi Soemanto
Penyunting: Ika Yuliana Kurniasih
Perancang sampul : Fahmi Ilmansyah
Pemeriksa aksara : Intan Ren
Penata aksara : Martin Buczer
Tahun terbit: Oktober, 2016
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal buku: iv+144 halaman
ISBN: 978-602-291-282-8


Suatu malam, Major, si babi tua yang bijaksana, mengumpulkan para binatang di peternakan untuk bercerita tentang mimpinya. Setelah sekian lama hidup di bawah tirani manusia, Major mendapat visi bahwa kelak sebuah pemberontakan akan dilakukan binatang terhadap manusia; menciptakan sebuah dunia di mana binatang akan berkuasa atas dirinya sendiri.


Tak lama, pemberontakan benar-benar terjadi. Kekuasaan manusia digulingkan di bawah pimpinan dua babi cerdas: Snowball dan Napoleon. Namun, kekuasaan ternyata sungguh memabukkan. Demokrasi yang digaungkan perlahan berbelok kembali menjadi tiran di mana pemimpin harus selalu benar. Dualisme kepemimpinan tak bisa dibiarkan. Salah satu harus disingkirkan … walau harus dengan kekerasan.



Animal Farm merupakan novel alegori politik yang ditulis Orwell pada masa Perang Dunia II sebagai satire atas totaliterisme Uni Soviet. Dianugerahi Retro Hugo Award untuk novela terbaik (1996) dan Prometheus Hall of Fame Award (2011), Animal Farm menjadi mahakarya Orwell yang melejitkan namanya



Informasi lebih lanjut dapat dibaca di:

Sebenarnya, aku hanya beberapa kali saja mendengar nama George Orwell. Bahkan, dalam pikiran terliarku pun, aku tidak pernah terpikir untuk membaca karya Orwell. Baiklah, sesungguhnya aku ingin membaca karya Orwell yang berjudul 1984, tapi aku belum sempat membelinya. Awal aku mengetahui Animal Farm adalah pada saat DISAGREE (Diskusi Sampai Pagi Hari) KSM Eka Prasetya UI. Salah satu alumni yang datang bercerita mengenai novel ini. Jujur saja, saat aku mendengar bahwa Animal Farm merupakan novel alegori politik, aku langsung tertarik. Aku penasaran dengan bagaimana cara Orwell mengolah ceritanya. Membuat sebuah analogi politik melalui kehidupan peternakan.

Halo!

Apa kabar? Selamat tahun baru, yeay! *Telat bahkan :(

Oke, tanpa perlu lebih banyak berbacot ria, kali ini aku mau membuat rekap dari challenge yang aku ikuti ini. Well, setidaknya, tahun 2016 tidak menjadi tahun yang menyedihkan layaknya tahun 2015. Meskipun tertatih-tatih, aku berhasil menyelesaikan Goodreads Reading Challenge-ku, dan juga Indonesian Reading Romance Challenge 2016 yang diselenggarakan oleh Kak Kiky. Horay.




Di awal aku mengikuti challenge ini, aku memutuskan untuk mengambil tingkat MIDDLE, tapi di pertengahan, aku memutuskan untuk naik level dan mengambil tingkat:

MANIAC

Dan, inilah bacaanku selama satu tahun ini:


Februari

1. Dylan, I Love You - Stephanie Zen
2. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin - Tere Liye
3. Critical Eleven - Ika Natassa
4. Simple Lie - Nina Ardianti
5. With You - Christian Simamora dan Orizuka

Maret

6. 2 - Donny Dhirgantoro
7. Nightfall - Robin Wijaya

April

8. Unspeakable Love - Ally Jane dan Kuro Hime

Juni

9. Interlude - Windry Ramadhina
10. Eiffel, Tolong! - Clio Freya
11. The Chronicles of Audy: 4R - Orizuka
12. From Paris to Eternity - Clio Freya
13. The Chronicles of Audy: 21 - Orizuka
14. Traces of Love - Clio Freya
15. Sunset Holiday - Nina Ardianti dan Mahir Pradana
16. Antologi Rasa - Ika Natassa

Juli

17. The Chronicles of Audy: 4/4 - Orizuka
18. Gloomy Gift - Rhein Fathia
19. Evergreen - Prisca Primasari
20. French Pink - Prisca Primasari
21. 1/6 - Flazia
22. Daylight - Robin Wijaya
23. New York After The Rain - Vira Safitri
24. The Truth About Forever - Orizuka

Agustus

25. Pulang - Leila S. Chudori
26. Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa - Prisca Primasari

September

27. The Chronicles of Audy: O2 - Orizuka
28. Penari Kecil - Sari Safitri Mohan
29. Jump - Moemoe Rizal

Oktober

30. Memento - Wulan Dewatra

November 

31. Dilwale - Vivie Hardika

Desember

32. Starlight - Dya Ragil

Yeay, dapat disimpulkan kalau aku berhasil membaca 32 buku! Ulala. Aku bersyukur berhasil menyelesaikan challenge ini. Untuk IRRC 2017, entahlah. Aku masih galau mau melanjutkan atau tidak. But, we'll see right. 

Terima kasih banyak untuk kak Kiky yang sudah menyelenggarakan challenge ini. I had so much fun with this challenge. 

Sincerely,

Puji P. Rahayu