Movie Review: Monster (2023)


Judul: Monster
Sutradara: Kore-eda Hirokazu
Penulis: Yuji Sakamoto
Genre: Drama, Thriller
Nonton di CGV Depok Mall


A suburban town with a large lake. A single mother who loves her son, a school teacher who cares about her students, and innocent children lead a peaceful life. One day, a fight breaks out at school. It looked like a common fight between children, but their claims differed, and it gradually developed into a big deal involving society and the media. Then one stormy morning, the children suddenly disappear.


***


Akhirnya, kesampaian juga buat nonton Monster. Sebenernya, udah tahu soal film ini dari tahun lalu. Tapi, karena satu dan lain hal, termasuk karena aku sempat sakit cacar, akhirnya baru bisa nonton sekarang. Itupun, kemarin juga impulsif banget nontonnya. Bermula dari perjalanan dari Cibubur ke Depok menggunakan Transjakarta D11--yang omong-omong udah kayak unicorn, saking enggak jelasnya jadwalnya, aku tetiba terpikir waktu sampai Depok, "Kayaknya seru nih, turun di Depok Mall dan nonton." Dengan gerak cepat, akhirnya aku buka TIX.ID, dan untungnya si Monster ini masih ada.


Waktu bilang sama Mbak Indri aku mau nonton, Mbak Indri udah wanti-wanti kalau pace film ini bakal lambat banget. Honestly, aku enggak terlalu cari tahu ini film tentang apa. Yaa biar jadi surprise gitu ceritanya. Jadi, waktu di awal-awal, memang agak bingung alurnya akan ke mana.


The Story


Bermula dari Minato Mugino (Sora Kurokawa) yang sepertinya mengalami masalah di sekolah. Saori Mugino (Sakura Ando), sang ibu, jadi sangat khawatir dengan keadaan Minato. Apalagi, Saori memang membesarkan Minato sendirian pasca mendiang suaminya meninggal dunia. Maka dari itu, ia pun memutuskan untuk memastikan sendiri apa yang sebetulnya terjadi di sekolah. Akan tetapi, ketika ia menghadap  dan ditemui kepala sekolah dan sejumlah guru, Saori menjadi semakin bingung dan kesal karena ia tahu ada yang sedang ditutup-tutupi oleh pihak sekolah. 


Setelah itu, sudut pandang cerita berganti ke sisi Michitoshi Hori (Eita Nagayama), wali kelas Minato. Nah, dari sinilah baru terungkap sisi lain dari kisah yang terungkap dari sudut pandang Saori sebelumnya. Sudut pandang Hori sensei inilah yang akhirnya membuatku terjaga setelah hampir mengantuk dengan sangat karena awal cerita yang cukup lambat.


Salah satu hal yang menarik dari film ini adalah adanya multi POV yang disajikan, yakni dari sudut padang Saori, Hiro ssensei, dan Minato sendiri. Ketiga POV ini pada akhirnya saling melengkapi dan memunculkan sejumlah twist yang tidak terduga. Ketika awalnya aku mengira ini adalah soal bully antar siswa saja, ternyata kisah yang diangkat lebih dari itu. Bahkan beyond dari itu. Jadi, aku sangat salut kepada penulis naskah dan sutradara film Monster ini, bisa mengemas cerita yang sedemikian engaging-nya.


Pada dasarnya, melalui multi POV ini, sang sutradara dan penulis naskah ingin menekankan bahwa sosok monster dalam kehidupan kita itu akan berbeda-beda. Bisa jadi bagi Saori, para monster yang mengganggu ketentaraman hidupnya adalah pihak sekolah adalah Hori sensei yang "mencelakai" anaknya. Lalu, bagi Hori sensei, para monster adalah kepala sekolah dan para dewan guru--dan juga Minato. Sedangkan, bagi Minato, siapa sosok monster dalam pandangannya juga pasti berbeda dari ibunya dan Hori sensei.


Maka dari itu, ketika kisah ini mencapai titik akhir, kesimpulannya juga dikembalikan kepada penonton. Apakah Minato dan Hoshikawa berhasil terlahir kembali?


Aku menyadari kalau film ini cukup emosional, tapi aku tak sampai menitikkan air mata karenanya. Aku malah merasa jauh lebih sedih ketika mendengarkan lantunan pinao dari Sakamoto sensei. Iya, film ini merupakan proyek terakhir beliau sebelum meninggal dunia. Aku bisa merasakan kesedihan dan juga emosi yang hendak ia sampaikan lewat gubahan lagunya.


Kesimpulan


Yang pasti, aku puas menonton film ini. Meskipun harus menahan kebosanan karena pace yang sungguh lambat, aku rasa kisah Minato ini sangatlah menarik dan sayang untuk dilewatkan.


Jadi, 4 dari 5 bintang untuk proses acceptance Minato terhadap Hoshikawa.


Best,
P.P. Rahayu

Be First to Post Comment !
Post a Comment