Book Review: Dona Dona - Toshikazu Kawaguchi (2023)


Judul: Dona Dona
Seri: Before the Coffee Gets Cold #3
Penulis: 
Toshikazu Kawaguchi
Tebal buku: 264 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Di sebuah lereng indah tak bernama di Hakodate, Hokkaido, berdiri Kafe Dona Dona yang menawarkan layanan istimewa kepada pengunjungnya: perjalananan melintasi waktu. Seperti di Funiculi Funicula yang ada di Tokyo, hal tersebut hanya dapat dilakukan jika berbagai peraturan yang merepotkan dipenuhi dan dengan secangkir kopi yang dituangkan oleh perempuan di keluarga Tokita.

Mereka yang ingin memutar waktu adalah seorang wanita muda yang menyimpan dendam kepada orangtua yang menjadikannya yatim piatu kesepian, seorang komedian yang kehilangan tujuan hidup setelah berhasil mewujudkan impian mendiang istrinya, seorang adik yang khawatir kakaknya takkan bisa tersenyum lagi setelah kepergiannya, dan seorang pemuda yang tak mampu mengungkapkan cinta terpendam kepada sahabatnya.

Mungkin perjalanan mereka hanya akan menyisakan kenangan. Namun, kehangatannya akan membekas dan barangkali, pada akhirnya, menumbuhkan tekad baru untuk menjalani hidup…


***

Suatu hari, Yukari Tokita, manajer kafe Dona Dona yang berada di Hakodate, Hokaido, memutuskan pergi ke Amerika tanpa tahu kapan akan kembali. Kabarnya, Yukari berupaya membuat seorang anak laki-laki yang ingin menemukan ayahnya. Keputusan mendadak Yukari tersebut pada akhirnya membuat Nagare, putra Yukari, rela mengambil alih kafe Dona Dona untuk sementara.

Dengan demikian, Nagare pun terpaksa meninggalkan Funiculi Funicula dan juga terpisah dengan putri semata wayangnya, Miki, yang berada di Tokyo. Kazu dan putrinya, Sachi, juga ikut bersama Nagare ke Hokaido. Di kafe Dona Dona, kita akan banyak bertemu dengan Reiji (pekerja paruh waktu di kafe tersebut), Nanako (teman masa kecil Reiji), dan juga Saki (seorang psikiater yang juga pelanggan reguler di Dona Dona).

Berhubung usia Sachi sudah menginjak tujuh tahun, maka tugas untuk menuangkan kopi yang bisa membawa orang ke masa lalu tetap bisa dilakukan. Nah, ternyata banyak sekali kisah-kisah yang menarik di buku ketiga dari serial ini. Aku rasa, kisah-kisah yang ada semakin solid dan pesan yang disampaikan jauh lebih gamblang daripada dua buku sebelumnya.

Kisah yang paling aku ingat mungkin kisah pertama dan juga terakhir. Kisah pertama menceritakan seorang perempuan muda yang ingin kembali ke masa lalu untuk protes kepada kedua orang tuanya yang meninggal saat ia masih kecil. Ia merasa dirinya telah ditinggalkan sendirian dan dibiarkan menderita sedemikian rupa. Sedangkan, kisah terakhir aku lebih terkesan karena twist yang disajikan di akhir.

Salah satu pesan yang paling aku ingat dari buku ini adalah, bagaimana kehidupan seseorang tidak akan berhenti meski orang yang mereka cintai telah tiada di dunia ini. Bahkan, orang yang masih hidup, harus terus berjuang dan berupaya tetap hidup demi orang yang ia cintai tersebut. Maka dari itu, tulisan Yukari di bagian akhir akan sangat relatable.

"Menurutku, kematian tidak seharusnya menjadi alasan seseorang tidak bahagia. Sebab, tak ada orang yang tak akan mati. Jika kematian adalah penyebab ketidakbahagiaan, berarti semua orang dilahirkan untuk tidak bahagia. Hal itu tidak benar. Setiap orang tentu dilahirkan demi kebahagiaan."


Tentu ketika seseorang kehilangan, maka ia berhak berduka dan setiap orang memiliki waktu yang berbeda-beda untuk berdamai dengan kedukaannya. Akan tetapi, bukan berarti hidupnya akan langsung berhenti begitu saja. Setiap orang berhak untuk tetap bahagia setelah merasakan kehilangan.

Selain pesan yang lebih tersurat, aku rasa dalam buku ini, Kawaguchi sensei menuliskan kisah Dona Dona lebih seperti antologi. Maka dari itu, ada sejumlah pengulangan informasi di setiap bab. Lalu, menurutku, gaya bahasa di buku ini juga jauh lebih mengalir dibandingkan dua buku sebelumnya. Sepertinya, sosok Yukari di buku ini menjadi tokoh yang cukup sentral. Sejumlah peristiwa yang terjadi, selalu saja berkelindan dengan hasil campur tangan Yukari.

Jadi, sepertinya di buku keempat nanti, akan lebih banyak dibahas bagaimana awal mula perempuan Keluarga Tokita bisa membawa orang ke masa lalu, dan masa depan. Lalu, mungkin juga akhirnya akan terjawab, apa yang sebetulnya sedang dilakukan Yukari di Amerika sana.


4.5 dari 5 bintang untuk kelakuan Sachi yang menggemaskan.


Salam,
P.P. Rahayu

Be First to Post Comment !
Post a Comment