Book Review: Almond - Sohn Won-pyung (2017)

Judul: Almond
Genre: Young Adult, Korean Literature
Penulis: Sohn Won-pyung
Penerjemah: Suci Aggunisa Pertiwi
Tebal buku: 232 halaman
Penerbit: Grasindo

Novel remaja Korea, lebih kuat dari film dan menegangkan seperti drama!

"Almond" adalah novel yang memberi harapan kepada orang seperti saya yang percaya bahwa hati dapat mengendalikan kepala. Di akhir musim dingin yang panjang, tibalah musim semi. Di musim semi, saat tanaman tumbuh, emosi pun tumbuh. Jika emosi tumbuh, maka dunia pun ikut tumbuh. Selama membaca tulisan ini, hatiku selalu berdebar-debar. Di musim semi yang akan datang, tulisan ini akan menjadi sebuah petasan indah yang akan meledakkan seluruh emosi.

- Novelis Gong Seonok

***

Perasaan. Menjadi suatu hal lumrah yang pasti ada pada diri seseorang. Akan tetapi, hal tersebut tidak ada dalam diri Yoonjae. Sejak lahir, Yoonjae mengidap Alexitimia. Singkatnya, pengidap penyakit ini memiliki amigdala berukuran kecil yang membuat mereka kesulitan mengolah emosi. Maka dari itu, Yoonjae pun hidup dengan tidak pernah "merasa". Tentunya, keadaannya yang unik ini membuat semua orang memandang aneh dirinya. Dia berbeda dari orang kebanyakan dan menjadi tidak normal di mata mereka.

Yoonjae: Kisah Tiga Babak 

Secara garis besar, Almond terdiri dari tiga babak. Pertama, adalah kisah Yoonjae sedari kecil. Bagaimana ibunya yang seorang single mother mengasuh dan merawat Yoonjae. Menyadari bahwa Yoonjae bukanlah anak biasa, ibu Yoonjae pun menerapkan cara mendidik khusus Yoonjae. Bukan berarti itu hal yang mudah. Tak jarang ibu Yoonjae tak bisa menjawab pertanyaan Yoonjae yang cukup mendasar. Ataupun saat Yoonjae terlibat masalah, ibu Yoonjae tahu bahwa anaknya tak akan bisa merespons layaknya anak-anak di sekitarnya.

Selain itu, di babak pertama, Yoonjae juga mengisahkan tentang neneknya yang juga ikut merawatnya. Nenek dan ibunya memang memiliki sifat dan pemikiran yang jauh berbeda. Akan tetapi, pada akhirnya mereka tetap mau menerima Yoonjae dan terus mengajari Yoonjae untuk bisa adapt dengan kehidupan.

Bagian kedua dari Almond mengisahkan bagaimana hubungan antara Yoonjae dan Gon. Keduanya tentu bukanlah sahabat bagai kepompong. Bahkan, mulanya mereka adalah musuh--kalau itu bisa disebut sebagai istilah yang tepat. Melalui Gon, Yoonjae mulai memahami bahwa manusia seperti dirinya juga bisa menjalin hubungan pertemanan.

Bagian terakhir, mengenalkan Yoonjae dengan Dora. Aku pikir, kisah Yoonjae tak akan ada sisi hubungan romantisnya. Ternyata aku salah. Ternyata penulis memberikan flavor ini pada kehidupan Yoonjae. Satu hal yang cukup unexpected buatku. Well, setidaknya, dari bagian ini kita memahami bagaimana Yoonjae bisa merasakan cinta layaknya yang lainnya.

Perasaan dan Norma di Masyarakat

Tentunya, membaca buku ini cukup sulit. Dalam artian, kisah Yoonjae bisa memunculkan rasa iba. Bagaimana mungkin seseorang tidak bisa merasakan emosi? Bagaimana mereka bisa tidak pernah merasa takut, sedih, bahagia? Apakah tidak terlalu hampa? Akan tetapi, akan lebih tepat kalau disebut mereka tidak tahu rasanya.

Menurutku, penulis berhasil mengangkat tema yang tidak biasa. Setidaknya, aku belum pernah membaca cerita dengan tema serupa. Apalagi mengambil sisi penyakit satu ini. Yang aku cukup surprised, aku pikir judul Almond di sini tidak akan merujuk pada satu hal yang nyata--ibu Yoonjae percaya bahwa memakan almond setiap hari bisa membantu pertumbuhan amigdala Yoonjae. 

Aku cukup menikmati kisah Yoonjae di sini. Kebingungan Yoonjae cukup tergambarkan saat harus menghadapi situasi yang belum pernah ia tahu kemungkinan kejadiannya. Penggunaan sudut pandang orang pertama juga membuat kita bisa lebih bersimpati pada Yoonjae. Setidaknya, itu kesan yang kutangkap di sini.

Lalu, mau tidak mau, novel ini juga akan mengajak kita untuk mempertanyakan apa sih yang sebetulnya disebut dengan normal? Normal dan biasa menjadi kata yang sulit untuk didefinisikan dalam kamus Yoonjae. Akan tetapi, hal tersebut menjadi kontemplasi tersendiri buatku. Yang disebut normal dan biasa adalah apa yang disetujui oleh masyarakat dari dahulu kala. Apa yang menyebabkan itu normal dan biasa? Ya, karena hal tersebut diakui "normal" dan "biasa" oleh masyarakat.

Dengan demikian, standar nilai akan dipegang oleh konsensus yang berada di masyarakat. Ketika ada yang tidak sesuai, ya berarti mereka yang "menyimpang: Melalui novel ini, penulis mengajak kita untuk melihat dari perspektif yang terpinggirkan dari apa yang ada di masyarakat. Kisah Yoonjae pastinya tidak selalu kita temui di masyarakat. Akan tetapi, kemungkinan bahwa orang-orang seperti Yoonjae hadir di masyarakat, sangatlah mungkin.

Kesimpulan

Tak ku sangka aku bisa membuat review yang cukup panjang untuk bacaan kali ini. Apakah ini semangat tahun baru? Mungkin saja demikian. Almond sangatlah tepat bagi kalian yang ingin memahami kisah pencarian identitas diri. Terlihat cukup grande, ya, tema dari novel ini. Tapi memang itulah tujuan yang ingin dicapai dari penulisnya.

4 out of 5 stars.

Best,
Ra

Be First to Post Comment !
Post a Comment